Sabtu, 10 Desember 2011

MUSICAL OF LOVE (ALVIA)

"GOPINOKIO!" seru Via saat kelas 3 smp. Alvin melirik sinis Sivia lalu menoyornya.

"VIZZAVIA! Enggak usah pake toa napa, Vi! Alvin kan di sebelah Via!" gantian Alvin yang meledek Via. Via langsung melotot dan tangannya menjuntai indah menjitak Alvin [?]. Alvin meringis karena jitakan Via.

"Huhuhu... Ayang pia juahyat..." ujar Alvin lebay sambil masang muka so imut.

"Mamahhh,,, masa Sivia dibilang jahat? emang Sivia bertindak kriminal? Enggak, kan ma? Enggak dong? Enggak aja deh. KAn emang enggak? Ih... dibilang enggak juga... Ma," Alvin langsung membekap mulut Via dengan telapak tangannya. Via langsung menatap Alvin cemberut. Alvin senyam-senyum enggak jelas. Sivia langsung menjitak Alvin.

"Gimana sih kamu, Vin! Via sakit tau! Au ah! Alvin kayak gitu! Males deh!" ujar Via ngambek. Alvin langsung garuk-garuk kepala. "Kok jadi ngambek?" batin Alvin. Via membenamkan kepalanya di dalam lipatan tangannya dan Alvin pun menglus-elus punggung Via.

"Vi, jangan nangis dong!" bujuk Alvin dengan muka bersalah.

"Au ah!"

"Vi, jangan nangis dong! Maafin GoPin dong... Nanti GoPin beliin es krim deh! Gratis!" rayu Alvin makin melas. Sivia langsung jingkrak-jingkrak.

"Ayo, Ayang Gopin! Kita beli es krim! Rasa Coklat, Vanila, strawberry ama yang itu loh rasa terbaru yang namanya apa ya? ehhmm,,, O, ya! Rasa BlackJelly! Ayo! Ayo! Cepet Ayang Gopin! Via mauuu... Beli-beli! NAnti keburu masuk... Ayoooo..." ujar Via panjang lebar sambil menarik-narik lengan baju Alvin. Alvin langsung mengacak-acak rambut Via. Via tetap menarik lengan baju Alvin.

"Oke, oke, ayang Via... Tapi,, kita harus lomba lari dulu... Kalau Via yang menang, Via boleh beli es krim rasa apa aja dan Alvin gendong, tapi kalau Alvin yang menang Alvin cuma minta ini... gimana setuju?" ujar Alvin sambil menunjuk pipi kanannya. Via berpikir bentar. Tiba-tiba Via langsung berlari duluan ke kantin. Alvin alngsung terperangah.

"Huaa,,, Via curang! Awas kamu, ayang Viaaaa!" teriak Alvin. Via hanya terkekeh mendengar teriakan Alvin sepanjang koridor.

CITTT... Suara decitan sepatu Via menyetop kecepatan larinya. Sedangkan Alvin yang di belakang cemberut.

"Hahaha... Ayang GoPin kalah... Cepet beliin Via es krim trus gendong Via ke kelas lagi!" Alvin mendengus mendengar permintaan Via, ia lalau meninggalkan Via untuk membelikan Via es krim.

"Nih!" tanpa waktu lama, Alvin langsung memberi Via es krim dan Via langsung memakan es krimnya.

"Ayo!" ujar Via. Alvin bingung dengan perkataan Via.

"Maksudnya?" tanya Alvin dengan masang muka watados.

"Gendongggg..." ujar Via manja. Alvin hanya tersenyum kecil lalu membenarkan posisinya, Via langsung mengambil posisi di atas Alvin. Alvin mengendong Via dengan laju yang pelan. Senda gurau tercipta dari mereka.

>

"Vin, makan bareng yuk di kantin..." ajak Via suatu hari kepada Alvin. Alvin masih seibuk dengan tugasnya.

"Maaf ya, Vi... Alvin enggak bisa bareng Via... Mau ngerjain tugas dari Pak Dave nih..." ujar Alvin.

"YA udah deh kalau gitu... Alvin belum makan, kan? Nanti Via beliin ya! Bye, Alvin!" ujar Via lembut.alvin menatap Via kosong.

Saat di kantin Via pun membeli satu nasi kotak dan air putih satu botol untuk Alvin dan jus jeruk untuk dirinya.

"Haha, hebat lu, Vin! Bisa dapet Via!" ujar Riko.

"Good deh buat, lu!" ujar Lintar.

"Dua jempol buat lu, Vin!" ujar Dayat, selaku mantan Via.

"Keren deh Alvinku sayang, lumayan buat bales dendam Via!" ujar Zevana yang ternyata adalah pacarnya Alvin. Zevana sangat membenci Via. Enggak tahulah karena apa.

"Oke-oke udah deh! Mana uangnya! GUe kan udah dapetin Via!" ujar Alvin dengan senyum kemenangan. OZy, Riko dan Lintar memberikan uang 500.000 kepada Alvin.

"O,ya, terus kapan kamu mau putusin Via, yang?" tanya Zevana.

"Secepatnya, Ze..." ujar Alvin. Zevana tersenyum manis kepada Alvin. Mereka tertawa bersama mendengar pernyataan Alvin. Di luar kelas Via melihat dan mendengar semua itu dengan tatapan nanar. Air matanya berlinang. Ia langsung membanting makanannya yang tadi dibawa untuk Alvin ke bawah lalu langsung berlari meninggalkan kelas Alvin. Semuanya langsung menengok ke arah luar ruang kelas Alvin tetapi sayang mereka tidak melihat siapa yang membanting makanan itu ke bawah. Alvin langsung melihat ke luar kelas. Ia melihat bubur dan air putih. Pikirannya langsung melayang. "Via?" batin Alvin bergejolak saat pikirannya tertuju pada Via.

"ARGHH..." Alvin menjambaki rambutnya sendiri. SEmuanya pun langsung menghampiri Alvin.

"Vin, kamu kenapa?" tanya Zevana panik. Alvin hanya diam memandang kosong ke bawah.

"Kenapa gue harus mempermainkan perempuan?" batin Alvin.

Walaupun sudah berkali-kali Alvin meminta maaf kepada Via. Sejak saat itu Alvin dan Via sudah tidak lagi berhubungan. Sejak saat itu pula Alvin pindah ke Amerika mengikuti orangtuanya yang pindah.

****

Via membayangkan masa lalunya yang kelam.

"HEello? Assalamualaikum... Selamat pagi menjelang malam, eh salah selamat pagi menjelang siang? Woy Gila! Disapa woy! Disapa artis lu pada kagak ada yang njawab sih! jarang-jarang nih! Assalamualaikummmm!!!!" ujar Shilla heboh sndiri dari ambang pintu. Teman-teman di kelas XI.A menatapnya dengan tatapan kesal.

"Wassalamualaikum wr wb, Ashilla Zahrantiaraaaaaa!" ujar teman-temannya serempak kecuali Via. Shilla langsung mengerutkan dahinya.

"Hayyyy! SIVIA AZIZAH!" teriak Shilla membuat semua teman sekelasnya menengok ke arah Via. Mendengar teriakan Shilla, Via langsung terkejut.

"Berasa artis deh gue... diliatin terus tiap hari..." ujar Via cuek. Shilla terkekeh mendengar perkataan sahabtnya itu. Shilla langsung menghampiri sahabatnya dan menaruh tasnya di mejanya lalu duduk di sebelah Via.

"Eh, Vi, lu tau enggak?" ujar Shilla.

"Enggak tuh." jawab Via cuek.

"Emang ada apa ya?" tanya Rio dari bangku belakang. Rio adalah pacar Shilla sejak kelas 1 SMA.

"Ih, Rio, ini kan urusan cewek. Diem deh kamu!" ujar Shilla. Rio langsung manyun. Via menggeleng-gelengkan kepalanya. Shilla dan Rio menatap Via panik.

"Vi, kamu kenapa?" tanya Shilla panik.

"Enggak apa-apa kok, Shil... cuma sedikit pusing aja..." elak Via. Padahal kepalanya sudah sngat berat.

"Lu ke Uks aja ya, Vi... biar Shilla yang anterin..." ujar Rio. Shilla menegrutkan keningnya.

"Kenapa aku, Yo?" tanya Shilla watados.

"Lah kalau aku yang anterin Via kamu nanti mikirnya macem-macem... Gimana sih, yayang Chila..." ujar Rio gemas.

"Enggak usah deh, Shil, Yo, tanggung nih, bentar lagi pelajaran Fisika, pelajaran kesukaan gue." alibi Via. Shilla pun gemas memandang Via.

"Udah. Enggak ada kesukaan kesukiin... Cepet ke UKS!" ujar Shilla. Shilla pun langsung mengandeng tangan Via dengan erat menuju UKS, Via hanya pasrah.

"Eh, Ngel, jagain Via. Awas lu kalau kagak jagaan Via. Bakalan gue teror lu! Hidup lu kagak aman kalau bermasalah ama gue... Oke? Byeee..." Angel geleng-geleng melihat tingkah Shilla. Sedangkan Via sudah memejamkan matanya di kasur.

^^^^^^

Bu Oki datang dari ambang pintu menuju meja guru. Di belakang, terlihat anak laki-laki yang terus mengikutinya.

"Anak-anak, kita mendapat teman baru dari Amerika. Silakan perkenalkan nama kamu, nak!" ujar Bu Oki. Alvin maju ke depan.

"Nama saya, Alvin Jonathan. Kalian bisa memanggil saya, Alvin. Saya pindahan dari Amerika karena mengikuti Orangtua saya. Sebenarnya saya orang Indonesia. Semoga kita bisa berteman." ujar Alvin sopan. Anak-anak perempuan langsung heboh ketika Alvin memperkenalkan diri kecuali untuk Shilla. Anak laki-laki hanya diam.

"Oke, Alvin, kamu boleh duduk di sebalah Mario Stevano Aditya Haling..." ujar Bu Oki sembari menunjuk tempat duduk Rio.

"Bu, enggak usah sepanjang gitu kali bu nyebutinnya. Berasa mau ngalahin jalan Anyer deh." protes Rio.

"RIO..."

"Eh enggak, Bu... Kita kan friend, bu... Cinta damai dong! Peace ya, buuu..." Anak-anak langsung menyoraki Rio. Alvin dengan cueknya menuju bangku Rio lalu duduk di samping Rio.

"Nama gue, Rio..."

"Gue, Alvin..."

"Gue, Shilla..." ujar Shilla.

"Oh..."

"Dan ini yang di samping gue namanya, Via,.. tapi lagi sakit sih tadi di UKS." ujar Shilla.

"Oh... Eh," Shilla tadi menyebutkan nama yang ia cari-cari. Via? V-I-A?

"Kenapa lu, bro?" tanya Rio bingung dengan reaksi Alvin saat Shilla menyebut nama Via.

"Enggak apa-apa. O,ya, yang namanya Via itu udah punya pacar belum?" tanya Alvin. Tiba-tiba saja kata-kata itu langsung keluar dari mulut Alvin dengan spontan tanpa harus diperintah. Alvin menutup mulutnya sendiri. Shilla dan Rio terkekeh melihat tingkah Alvin.

"Belum kok. Emangnya napa?" tanya Shilla.

"Enggak apa-apa kok." ujar Alvin menutupi kesaltingannya.

TEEETTT...

Bu Oki langsung keluar dari kelas. Sekarang waktunya pelajaran Seni musik.

"Selamat pagi anak-anak..." ujar Bu Winda, guru seni musik.

"HEmm... berhubung minggu depan ada acara musical of love saya akan memberi peluang kepada kalian untuk ikut menyemarakan acara ini... Dan..." ucapan Bu Winda terhenti ketika ada yang mengetok pintunya.

"Maaf, bu..."

"Oh, kamu Sivia... Ya sudah kamu boleh duduk kembali..." ujar Bu Winda. Via pun segera duduk di sebelah Shilla. Via terkejut melihat alvin ternyata duduk di belakangnya. Sivia berusaha menutupi rasa terkejutnya. Pura-pura tidak mengenal Alvin dan langsung membuang muka.Alvin hanya mendesah kecil.

"JAdi, sekarang mendingan kita mulai saja coba satu persatu... pertama... Emmm... Sivia Azizah..." Via langsung maju ke depan. Semua anank kelas 11.A melihat ke arah Via.

Via pun menyanyikan lagu 'D,Clara - Benci Cintamu' "Dan kini, ku benci cintai kamu... Dan kini ku sesali ku buang waktuku... Aku benci tentang kamu, dan semua tentang dirimu... mengapa kau buat ku terlalu mencintaimu...mengapa bodohnya aku mempercayai dirimu... Ikuti caramu tuk jatuhkan aku..." Via pun mengakhiri nyanyiannya. teman-temannya langsung bertepuk tangan. Mereka terpesona ketika mendengar suara khas Via. Via langsung melirik Alvin dengan sinis. Alvin tahu, lagu ini untuk dirinya.

"Buat siapa tuh, Vi?" celetuk Shilla. Membuat Via dan Alvin tersentak. Via pun berusaha setenang mungkin untuk menjawab.

"Buat seseorang yang udah nyakitin hati gue, tanpa perasaan hanya karena taruhan sama temannya. Siapa ya? Pokoknya ada lah... Dan, gue juga udah enggak apa-apa kok. Tenang aja, shillaku cayang... " jawab Via sambil cengengesan. Padahal hatinya menjerit saat ia menjawab seperti itu. Alvin semakin tersentak mendengar jawaban Via. Batinnya sangat bergejolak menahan rasa bersalahnya yang semakin kuat terhadap Via.

"Udah... udah... mendingan kita lihat penampilan dari Alvin Jonathan..." Alvin langsung maju.

Alvin langsung menyanyikan lagunya 'D'masiv - Merindukanmu' "Selama aku masih bisa bernafas, masih sangggup bertahan... ku kan selalu memujamu... meskiku tak tahu lagi engkau ada dimana, dengarkan aku ku meindukanmu..." Alvin mengakhiri nyanyiannya. Semuanya langsung memberi tepuk tangan kepada Alvin. Alvin menatap Sivia sendu. Bu Winda mengikuti arah mata Alvin. "AlVia?"

"Oke... baik... Cukup deh kayaknya. Bu Winda kayaknya dah dapet yang bagus... Gimana kalau Alvin sama Sivia saja?"

"Ah... Stuju, bu!!!" Sivia langsung berdiri lalu mengebrak meja.

"Saya enggak setuju, bu!" protes Via.

"Emangnya kenapa, Via?" tanya Bu Winda. Sivia bingung untuk menjawabnya. Ia harus menjawab apa?

"Ada masalah dengan Alvin? Atau... Masalah pribadi mungkin?" lanjut Bu Winda dengan sedikit nada menantang Via. Akhirnya Via duduk karena tidak daapt menjawab apa-apa.

"Kalian latihan mulai besok. Ibu ingin kalian menampilkan yang terbaik untuk kelas ini!" Alvin mengangguk semangat sedangkan Via mendengus kesal.

**************

"APA?" seru Via kaget.

"Yups! Kalian menyanyikan lagu-lagunya ungu.Maksimal 3 dengan duetnya 1. Jalan ceritanya, biar kalian sendiri yang menentukan!" Bu Winda lalu keluar dari ruang musik. Via mendengus kesal.

"Yuk..."

"APAAN LU!"

"Latihan lah, Vizzavia..." ujar Alvin dengan tampang watados.

"Ngimpi!"

"Loh kok gitu?"

"Mikir aja sendiri."

"Terus?"

"Au ah... Pokoknya gue nanti nyanyinya 'Seperti yang dulu' lainnya lu yang deh yang mikir... Gue juga nanti latihan di rumah aja... males gue sama manusia blangsak kayak lu..." ujar Via kemudian meninggalkan Alvin. Alvin mendesah melihat tingkah Via.

"Hemm..." Alvin langsung membuat jalan cerita untuk musical yang tinggal 6 hari lagi.

***************

Pertunjukan tinggal 3 hari lagi. Via masih asik leha-leha. Sedangkan Alvin bekerja keras membuat naskahnya.

Air turun dari langit membasahi bumi dengan deras. Rumah Via sepi karena keluarganya sedang keluar kota.

TOKK! TOK~! TOK!

Via langsung membukakan pintu rumahnya. Terlihat Alvin basah kuyur mengigil.

"Nagapain lu malam-malam ke rumah gue?" tanya Via ketus. Padahal ia panik melihat Alvin kedinginan.

"Nih..." Alvin menyerahkan map plastik yang berisi naskah jalan cerita untuk pertunjukan ke Via. Via membukanya lalu membacanya.

"APA LU ENGGAK SALAH?? HAH? ENGGAK MAU GUE!"

"Kenapa sih, Vi?"

"KEnapa jalan ceritanya gini?"

"Kan lu yang bilang terserah gue!"

"GUE ENGGAK MAU!"

"KENAPA ENGGAK MAU? APA LU ENGGAK MAU GARA-GARA LU YANG NGERASAIN? GUE JUGA NGERASAIN TAU, VI!"

"IYA! EMANG! TERSERAH LU NGERASAIN APA ENGGAK! EMANG GUE PEDULI? APAAN NIH!"

"EMANGNYA KENAPAAa? GARA-GARA GUE NYAKITIN LU WAKTU SMP? ITU CUMA..."

"CUMA, VIN? MIKIR DONG! LU TUH ENGGAK PUNYA PERASAAN BANGET SIH! KENAPA JUGA YA GUE HARUS SATU SEKOLAH LAGI, BAHKAN SATU KELAS SAMA COWOK KAYAK LU! COWOK YANG SUKA MAININ PERASAAN PEREMPUAN!"

"GUE CUMA DISURUH, VIA!"

"EH, PEDULI GITU? APAAN! GIMANA RASANYA KALAU IBU LU DIGITUIN AMA AYAH LU! SAKIT, KAN? KALAU MAU PERBUAT SESUATU MIKIR DULU DONG, VIN!"

"JANGAN BAWA-BAWA ORANGTUA GUE!" tiba-tiba Alvin langsung pingsan. Via panik melihat Alvin pingsan. Ia lalu mengendong Alvin di punggungnya lalu membawanya ke kamar Ozy, adiknya. Dan, merebahkan badan Alvin di kasur Ozy. Ketika beranjak dari kamar Ozy, tiba-tiba Sivia mendengar Alvin mengigau...

"Mama... jangan tinggalin Alvin... Alvin pengin ikut mama... Alvin sayang mama... Alvin janji Alvin bakalan jagain mama... MAma jangan pergi... Alvin sayang mama... MAMAAAA..." seru Alvin. Sivia langsung menghampiri Alvin. Ia segera mengambil air putih botol di laci meja Ozy.

"Vin, bangun..." ujar Via lembut. Alvin langsung mengucek matanya.

"Aku dimana ya?" tanya Alvin.

"Di RSJ! Ya di rumah gue lah!" ujar Via ketus. Alvin melihat Via di depannya langsung memeluk Via.

"VizzaVia maafin GoPin ya,,, GoPin cinta sama VizzaVia... JAngan tinggalin GoPin... Please,.." Alvin mengeratkan pelukannya dengan Via. Via ingin berontak tapi badan Alvin lebih besar darinya.

"Vin, udah deh, lepasin. Nih air putih." Alvin segera melepas pelukannya dengan Via. Ia meminum air putih yang diberikan Via. Via langsung mengsms seseorang.

"Lu besok enggak usah berangkat sekolah ya, Vin... gue udah ijin sama Bu Winda kok..." ujar Via. Alvin menatap Via heran. Segitu pedulikah Via dengan dirinya? Orang yang melukai Via hanya karena taruhan dengan temannya.

"Maafin gue..." Alvin langsung mengenggam erat tangan Via. Via menatap Alvin bingung. Via langsung melepas genggaman Alvin lalu keluar dar kamar Ozy.

****************

Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, Via dan Alvin sedikit akur. Mereka mulai latihan sperti biasa.

Hari ini adalah hari pertunjukan.

"Oke. Pertunjukan pertma oleh Alvin Jonathan dan Sivia Azizah dari kelas 11.A." Alvin dan Sivia langsung maju. Mereka langsung berakting dengan baik.Ceritanya tentang Via yang telah disakiti oleh Alvin kemudian Alvin kembali ke kehiduoan Via... Dan Alvin memperjuangkan cintanya untuk Via... Dan Akhirnya, cinta Alvin terbalaskan oleh Via. Akhirnya mereka hidup bersama-sama.

Via menyanyikan lagunya ungu yang 'seperti yang dulu' ketika Alvin datang kembali ke kehidupannya.



Tiada guna kau kembali

Mengisi ruang hati ini

Semuanya telah berlalu

Bersama lukaku

Semua yang telah berlalu

Antara hatiku dan hatimu

Takkan ada cinta

Seperti yang dulu



Tiada guna kau berjanji

Untuk setia menemani

Hatiku yang telah terluka

Karena dustamu



Semua yang telah berakhir

Antara diriku dan dirimu

Takkan ada yang rindu

Seperti Yang dulu...

Via sngat menhayati saat menyanyikan lagu itu. Seakan Via merasakan hal yang sama.

Selanjutnya, Alvin pun menyanyikan lagu 'Demi Waktu'



aku yang tak pernah bisa lupakan dirinya

yang kini hadir diantara kita

namun ku juga takkan bisa menepis bayangmu

yang slama ini temani hidupku

maafkan aku menduakan cintamu

berat rasa hatiku tinggalkan dirinya

dan demi waktu yang bergulir di sampingmu

maafkanlah diriku sepenuh hatimu

seandainya bila ku bisa memilih



kalau saja waktu itu ku tak jumpa dirinya

mungkin semua tak kan seperti ini

dirimu dan dirinya kini ada di hatiku

membawa aku dalam kehancuran



Via menangis saat Alvin menyanyi lagu itu. Alvin pun menggegam tangan Via. Dan, akhirnya mereka menyanyikan lagu terakhir. yaitu 'Saat Bahagia' setelah Alvin berjuang untuk cintanya. Akhirnya, Sivia dan Alvin berpelukan.

>>>>>>>

Sejak saat itu, Alvin dan Sivia mulai dekat. Walaupun Sivia msih jaga jarak dengan Alvin. Ia masih takut nanti Alvin akan kembali membuatnya 'jatuh cinta kembali'

Sampai suatu hari, Alvin datang ke meja Via. Shilla menatap Alvin heran. Sedangkan, Via hanya pura-pura tidak mengubris kehadiran Alvin.

"Vi, lu kok kayak jaga jarak gitu sih sama gue? Emangnya gue salah ya sama lu?"

"Hem... YA... emang..." ujar Via. Alvin pun mendengus kesal.

"OKE, VI. SEKARANG GUE BAKAL BUKTIIN KALAU CINTA GUE KE LU ITU ASLI DARI LUBUK HATI GUE PALING DALAM. LIAT NIH!" Alvin tiba-tiba memegang tangan Via erat.

"SIVIA AZIZAH GUE CINTA SAMA LU! GUE MINTA MAAF ATAS KESALAHAN GUE YANG DULU! MAU KAN JADI PENDAMPING GUE! KALAU LU MAU LU JEWER GUE! KALAU LU ENGGAK MAU, LU CUBIT LENGAN GUE! JAWABAN CEPAT!" Semua yang ada di kelas langsung melongo melihat Alvin. Sivia melotot melihat Alvin. Sedangkan, Alvin mengigit bibir bawahnya. "gue harus jawab apa? gue masih cinta sama Alvin, tapi kalau gue terima nanti Alvin mainin hati gue... tapi...."

"GUE ENGGAK BAKALAN NYAKITIN LU LAGI! SUMPAH DEH, VI!" ujar Alvin makin lantang. Seakan ia tahu kecemasan Via. Via menatap Shilla. Shilla mengangguk kecil. Akhirnya, Sivia pun menjewer telinga Alvin. Alvin langsung melotot.

"HOreee... gue diterima... Horeee!" teriak Alvin.

Tiba-tiba Rio maju ke depan kelas kemudian menyanyi... Ia langsung memtik snar gitar. Chord lagu ungu - 'mabuk kepayang' mulai mengisi ruangan. Akhirnya, semua anak-anak 11.A pun ikut menyanyi. Sivia, Alvin dan Shilla pun tak ikut ketinggalan menyanyi. Mereka kemudian maju ke depan lalu saling berangkulan.





cinta kata orang ku jatuh cinta kepada dirimu

cinta sampai tergila-gila

oh rindu, rinduku memikirkan kamu

hanyalah dirimu yang membuatku mabuk kepayang



cinta cinta cinta pada dirimu

rindu rindu rindu akan senyummu

hanya satu kamu yang aku mau

sampai mati kau kan selalu ku tunggu



cinta yang membuat hidupku lebih indah

dari hari yang lalu

cinta yang membuat hati berbunga-bunga

tinggalkan rasa yang lalu



oh cinta kata orang ku jatuh cinta kepada dirimu

cinta sampai tergila-gila

hmmm rindu oh rinduku memikirkan kamu

hanyalah dirimu yang membuatku mabuk kepayang



cinta cinta cinta pada dirimu

rindu rindu rindu akan senyummu

hanya satu kamu yang aku mau

sampai mati kau kan selalu ku tunggu



cinta kata orang ku jatuh cinta kepada dirimu

cinta sampai tergila-gila

oh rindu, rinduku memikirkan kamu

hanyalah dirimu yang membuatku mabuk kepayang



cinta cinta cinta pada dirimu

rindu rindu rindu akan senyummu

hanya satu kamu yang aku mau

sampai mati kau kan selalu ku tunggu



cinta yang membuat hidupku lebih indah

dari hari yang lalu

cinta yang membuat hati berbunga-bunga

tinggalkan rasa yang lalu



Bu Winda tersenyum dari balik jendela depan kelas 11.A...

'rencananya sukses bahkan tak terduga'


SUMBER FBFC---> http://www.facebook.com/alviayoshill?ref=ts&sk=wall

1 komentar:

  1. yuhu.... keren nih keren... ceritanya bagus juga..





    numpang nitipin link gue yaa..kalau mau berkunjung juga boleh..
    obat kista tradisional.
    obat pelangsing herbal.
    thanks before sis..

    BalasHapus