Sabtu, 10 Desember 2011

KETIKA KAMU SELINGKUH (ALVIA)

"Maaf, Vi, gue mau ke rumah Kak Dayat mau ngambil laporan."

"Aduh, gue lupa kunci motor gue di Cakka."

"Yah, Mamih gue mau arisan."

"Gue ada rapat OSIS. gimana nih?"

"Kata Mamih gue ada Ozy di rumah gue."

"Gue mau ngejemput saudara gue di bandara."

"Nanti malem, Gue mau nginep di rumah Oma gue."

"Bu Winda manggil gue..."

"Gue ulangan susulan gara-gara sakit."

"Tante gue minta gue main ke rumahnya."

"Oma gue lagi di rumah sakit."

"Kakak sepupu gue lagi nikah."

"Gue mau latihan basket sama Rio."

Alvin terus memberikan alasan-alasan untuk membatalkan janjinya dengan Sivia. Membawa nama seluruh anggota keluarga dan warga sekolahnya, mulai dari Omanya sampe sepupunya, mulai dari Ozy (adik kelasnya) sampai Bu Winda. Bibirnya sngat lancar membohongi Sivia, kekasihnya.Sivia hanya memaklumi Alvin yang sok sibuk. Padahal Sivia tahu, kalau Alvin bukan bertemu dengan teman/saudaranya, tapi Alvin bertemu dengan pacar-pacarnya atau bisa juga dibilang selingkuhannya. Sivia hanya pura-pura tidak tahu, padahal Sivia sudah tahu sejak 2 tahun yang llau saat Alvin mulai terlihat aneh tingkah lakunya. Semenjak saat itu, Sivia tahu bahwa Alvin selalu membatalkan janjinya bertemu Sivia karena berpacaran dengan cewek lain. Beda dengan dulu, sekarang Alvin berubah drastis. Dia selalu menghindar dari Sivia, membatalkan janjinya dengan Sivia dan lebih parahnya selingkuh di belakang Sivia. Selingkuhannnya Alvin buan hanya 1 tapi 15. busyet... itu selingkuhan apa koleksian? Hanya Alvin yang tahu.

"Vi, Maaf, gue ada janji sama GAbriel... Lu duluan aja ya..." ujar Alvin sekenanya. Sivia hanya tersenyum kecil. Ia tidak ingin terlihat ada raut sedih di sekitar wajahnya. Itu malah akan membuat Alvin curiga.

"Oke, Vin. YA udah. Nanti kita kapan-kapan ke tamannya! Bye, Alvin! Hati-hati ya, Vin!" balas Sivia seceria mungkin untuk menutupi kesedihannya. Walaupun Sivia sudah pernah memergoki Alvin sedang jalan dengan cewek lain. Alvin hanya berubah seminggu, setelah seminggu sifatnya kembali lagi. Bahkan lebih parah. Pacarnya semakin banyak.

***

"Via, mau enggak kamu jadi pacarku?" ujar Alvin. Saat itu Alvin dan Sivia masih kelas 3 SMP. Alvin memberikan Sivia setangkai bunga mawar merah dan coklat yang masih dibungkus rapi.

Sivia mengangguk mantap menerima cinta Alvin.

Sejak saat itu, Sivia dan Alvin menjadi sepasang kekasih.

Setelah AlVia jadian, 2 bulan kemudian mereka sibuk mempersiapkan untuk UN.AlVia lulus dengan nilai yang sama-sama memuaskan, mereka pun masuk ke SMA yang sama. Bahkan, AlVia satu kelas terus dari kelas 1.

Tetapi, setelah beberapa bulan Sivia melihat tingkah laku Alvin yang aneh. Ia jarang bersama Sivia. Sivia pun langsung curiga dan menyuruh tangan untuk mengikuti Alvin. Akhirnya Sivia tahu, bahwa Alvin selingkuh di belakangnya. Tangan kanan Sivia selalu memberikan bukti selingkuhan Alvin yang berbeda. PErnah, Ify, Keke, Cahya, Oik, Gita, Osa, Oliv, Aren, Dea, Zahra dan Nova.

Sivia juga pernah mendatangi saat Alvin berkencan dengan salah satu selingkuhannnya.

"Vin, ini siapa?" tanya Sivia setenang mungkin. Padahal saat itu hatinya sedang menjerit menahan perihnya kelakuan Alvin. Alvin kaget melihat Sivia.

"Ehmm...Ehmm... itt-ittuu..." Alvin gugup ketika ditanyai Sivia.

"YA udah deh, Vin, gue mau ketemu RIKO dulu. Bye! Met seneng-seneng, Vin!" Sivia menepuk pundak Alvin sedikit keras. Alvin meringis kecil. Sedangkan wanita di sebelah Alvin hanya terkekeh melihat AlVia. Ia tidak tahu bahwa sesungguhnya Alvin adalah pacar Sivia. Sivia pun langsung meninggalkan Alvin. Belum ada kata "Putus" terucap dari mulut Sivia atau pun Alvin.

***

"Alvin..." isak Sivia. Shilla membelai rambut Sivia, ia menatap Sivia dengan sedih.

"Sabar, Vi..."

"Tapi kenapa Alvin kayak gitu, Shil? Apa kekurangan gue? Apa salah gue? KEnapa giniii?" isak Sivia. Sivia langsung merobek foto Alvin dan Keke saat Alvin mencium pipi Keke.

"Gue butuh ketenangan, Shil, plis tinggalin gue. Sana deh lu pacaran sama Rio aja!" Sivia masih bisa-bisany bercanda ketika menangis. Shilla lsngung cemberut.

"Iyaaa... Enak banget lu ngusir gue... gue tonjok juga lu, Vi!"

"Ya enak dong! Sivia gitu loh! Emang lu bisa nonjok ya, Shil? Nyubit aja lu kagak bisa! Wkwk... tangan lu terlalu lentur, Shil! Kayak karet!" cibir Sivia. Shilla langsung melotot.

"SIVIAAAAAAAAA!!!" seru Shilla kencang. Shilla pun langsung keluar dari kamar Sivia dengan jengkel. Sivia hanya tersenyum kecil melihat Shilla. Lalu Sivia mengambil hpnya di atas meja. Ia lalu mengetikan sms ke Alvin.

>Vin, lu dimana?< Via

>Gue ada di rumah. Emangnya kenapa, Vi?< Alvin

>Enggak. Gue cuma nanya. Ok. bye.< Via

Sivia pun langsung menambar jaketnya lalu keluar dari kamarnya. Shilla yang sedang di runag tengah melihat Sivia dengan bingung.

"Mau kemana lu, Vi?" tanya Shilla bingung.

"Ke rumah Alvin! Ikut enggak?" ujar Sivia. Shilla mengangguk.

Sivia memberanikan diri mendatangi Alvin dengan Ify.

PLAK! Via menampar Alvin. Alvin kaget melihat Sivia.

"Sekarang kita PUTUS!"

Sivia langsung kelar dari rumah Alvin. Shilla yang melihat hanya diam saja. Ia tidak ingin ikut campur dalam urusan Via dan Alvin. Alvin berusaha mengamit tangan Via. Sivia menepisnya dengan kuat.

"Gue enggak butuh lu!" balas Sivia dengan membuang mukanya.

"Maaf, Vi, bukan maksud gue kayak gitu. Gue janji enggak bakal kayak gitu lagi."

"Oke. Gue maafin lu! Gue mau buktinya sekarang!" ujar Via mantap. Alvin menelan ludahnya. Ia lalu menghampiri Ify yang bingung dengan keadaan yang di rumah Alvin.

"Fy, maaf, sebaiknya hubungan kita sampai sini aja." ujar Alvin. Ify laangsung berlari keluar dari rumah Alvin. Sivia pun juga keluar dari rumah Alvin.

*****

"PLAK!" Via menampar ALvin. Alvin meringis menahan sakit ditampar Via. Via menangis melihat ALvin. Isakannya semakin keras.

"Vi, lu kenapa?" tanya Alvin.

"PLAK!" Sivia kembali menampar Alvin. Alvin semakin bingung melihat Sivia!

"Vi..."

Via langsung melempar semua foto bukti perselingkuhan Alvin dengan pacar gelapnya. Ada yang cium pipi, cium tangan, cium kening, dan berpelukan dengan cewek lain. Ada 18 cewek di dalam foto yang Via berikan. Alvin langsung mengambil foto-foto itu. Ia melihat Sivia dengan nanar.

"Gue salah apa Vin sama lu? Gue kurang apa? sampe-sampe lu selingkuh di belakang gue? Apa lu tahu, Vin? BErulang kali lu nyakitin gue dan berulang kali gue maafin lu. tapi apa lu tau perasaan gue? hati gue? Gue mikirin lu, tapi apa lu juga mikirin gue? perasaan gue? Lu aja enggak peka sama gue! Gue sengaja mertahanin hubungan kita karena gue percaya suatu saat lu bakal sadar daan berubah! Tapi apa yang gue lihat! KElakuan lu makin parah, Vin! MAkin rusak! Gue capek! SEkarang gue udah pikir baik-baik, emang bener, lebih baik kita putus. Lebih baik hidup sendiri-sendiri tanpa ikatan atau status apa pun. Dan itu bisa buat lu bebas ngelakuin apa pun. Terserah lu! Intinya kita PUTUS!" ujar Via mengeluarkan semua unek-uneknya. Alvin kaget mendengar semua pernyataan Via tentang hubungannya dengan Via.

"Vi, maaf..."

"Tapi, Vin, gue juga minta maaf... gue enggak mau ngelanjutin hubungan kita. Gue udah cukup sakit dengan ini, jangan lu buat gue semakin sakit karena kelakuan lu! Gu-" Alvin langsung memeluk Via.

"Gue tahu, Vi, gue salah. Gue tahu, gue emang pantes diginiin. Lu boleh maki gue sebanyak apa pun. Sesuka lu! Keluarin semua unek-unek lu! Tapi please, Vi... Gue enggak mau kita putus... Gue sayang banget sama lu, Vi... Gue cinta sama lu! Cuma lu yang ada di hati gue..."

"Tapi kenapa lu malah selingkuhin gue, Vin kalau lu cinta dan sayang sama gue?" isak Via. Sivia mencoba berontak tapi dekapan ALvin semakin erat.

"Gue bingung, Vi... Sumpah, Vi, gue sayang dan cinta banget ama lu! Gue janji demi apa pun gue enggak bakal selingkuh lagi. Please, Vi... jangan sekalipun lu tinggalin gue... Gue enggak sanggup hidup tanpa lu!" ujar ALvin memohon.

"Lu bohong, Vin!" vonis Via dengan nada lemah.

"SUmpah, Vi, gue sama sekali enggak bohong. Gue selingkuh cuma karena gue ada masalah keluarga... Gue bingung... gue butuh temen..."

"Tapi kenapa lu enggak sama gue, Vin?"

"Gue enggak sanggup kalau lu ikut dalam masalah gue, Vi... Gue cinta lu... Please, jangan tinggalin gue... Please..." Alvin terus memohon pada Via. Via hanya mengangguk kecil. Alvin langsung mengecup kening Via.

"Iya, Vin... tapi janji jangan diulangi!" balas Via. Alvin mengangguk mantap.


SUMBER FBFC---> http://www.facebook.com/alviayoshill?sk=wall

Tidak ada komentar:

Posting Komentar