Sabtu, 10 Desember 2011

bantu CLBK antara ALVIA

"Kenapa lu, Vi?" tanya Shilla pada Sivia, sahabatnya. Sivia menggeleng kecil. Shilla langsung mengangkat dagu Via. Via mencoba memalingkan muka.

"Lu habis nangis ya, Vi?" vonis Shilla. Via hanya menggeleng.

"Jangan bohong!" ujar Shilla agak membentak.

"I-i--y-y-a-a-a..." ujar Via lirih, suaranya pun tersendat-sendat. Shilla langsung mengepalkan tangannya.

"Siapa yang bikin lu nangis? Dea? Zahra? Biar gue kasih pelajaran."

"Hiks-hikss... bukan semuanya..." jawab Via lirih.

"Terus siapa?" tanya Shilla.

"Alvin..." ujar Via. Shilla langsung mendelik.

"Lu enggak denger yang gue bilang?" tanya Shilla sedikit marah. Via menggeleng.

"Gue suka sama Alvin dan gue cinta dia, Shill..." ujar Via dengan sedikit berteriak. Shilla hanya tertegun mendengar perkataan Sivia.

"Oke gue tahu... gue minta maaf kalau ada kesalahan di omongan gue..." ujar Shilla. ia memegang tangan Via. Via mengangguk kecil.

"Lu paham kan, shil?" ujar Via. Shilla mengangguk. Via langsung memeluk Shilla. "Vi, maaf... gue bakal temuin Alvin, karena dia yang udah buat lu nangis..." ujar Shilla dalam hati.

TENG! TENG! TENG!

bel pelajaran pun di mulai...

Bu Dian membawa anak baru [?]. Bu Dian mempersilakan anak itu untuk memperkenalkan diri. anak itu pun maju ke depan.

"Ehem... nama gue Mario Stevadit. Kalian boleh panggil gue, Rio atau juga Adit. Tapi, gue lebih sering dipanggil Rio..." ujar Rio ramah. Anak-anak perempuan melihat Rio dengan kagum kecuali Shilla dan Sivia. Karena Sivia masih mengharapkan Alvin dan mengejar Alvin. Kalau Shilla karena dia tidak tertarik sama sekali dengan Rio yang belum di kenalnya sama sekali.

"Kamu boleh duduk di sebelah Alvin." ujar bu Dian. ia lalu menunjuk ke arah Alvin. Rio pun mendatangi meja Alvin.

"Gue duduk disini ya!" ujar Rio meminta izin.

"Silakan..." ujar Alvin dingin.

/SKIP!/

Teng! Teng! Teng! bel istirahat.

"Gue ke kantin ya! Lu mau ikut enggak?" tanya Via pada Shilla. shilla menggeleng. Via pun keluar dari kelas. di kelas tinggal Alvin, Rio dan shilla. Alvin dan Rio pun beranjak pergi dari kelas.

"STOP!!!" teriak Shilla. Shilla menghampiri Alvin dan Rio.

"Maksud lu apa, Vin?" seru Shilla. Rio yang di sebelah Alvin hanya melihat saja.

"Maksud lu? gue enggak tahu!" jawab Alvin santai. shilla makin geram.

/PLAK/ tamparan mendarat mulus di pipi Alvin. bibir Alvin sedikit berdarah. Alvin langsung mengelap bibirnya. Rio langsung menengahi.

"Stop! Ada apaan sih?" bentak Rio. Shilla melihat Rio dengan sinis.

"DIEM LU!" jawab Shilla dan Alvin dengan membentak. Rio pun hanya garuk-garuk kepala yang tidak gatal.

"Kenapa lu tolak Via, Vin? Padahal lu tau kan kalau Via suka lu dari dulu!" ujar Shilla sedikit membentak. Via melihat Shilla dari jendela. Alvin, Rio dan Shilla tidak tahu.

"Ok! Gue enggak suka dia... dia itu terlalu mengharapkan gue! Gue tahu kalau dia suka sama gue! Dan, cinta itu enggak bisa dipaksa, Shil! Gue juga lagi menunggu orang yang gue sayangi..." jawab Alvin.

"Emangnya siapa yang lu sayangi?" tanya Shilla ragu-ragu.

"Lu enggak bakal tau!" ujar Alvin ketus.Ia langsung menarik tangan Rio lalu beranjak pergi.

"Gue tahu! Pasti Aziz, kan!" jawab Shilla dengan berteriak. Alvin langsung berhenti, ia tertegun mendengar jawaban Shilla. ia menoleh ke arah Shilla."kok lu tau?" batin Alvin.

"Gila lu, Vin! Lu enggak pernah sayang lagi sama Aziz. Lu engak terima Aziz jadi pacar lu! BODOH!!!!" teriak Shilla sekencang-kencangnya. Sivia pun sudah tidak tahan melihat Shilla seperti itu. Sivia langsung datang.

"Udah yuk, shil..." ajak Shilla. Shilla pun hanya mengangguk kecil. Alvin melihat dengan tatapan kosong. Rio hanya diam. Via langsung melihat Alvin dengan tatapan sinis. Shilla langsung berdiri. Sivia langsung menarik kalungnya lalu memperlihatkan pada Alvin. 42V1N F0R3V3R itulah tulisan di kalung Via. Alvin melihat kalung itu dengan berkaca-kaca. Shilla dan Sivia pun meninggalkan Alvin dan Rio. Alvin langsung menekukkan kakinya. Rio merasa tidak enak melihat Alvin seperti itu.

"Yo... gue harus bagaimana?" tanya Alvin lirih.

"Sabar ya, Vin, gue bakal bantu lu kok..." ujar Rio menenangkan Alvin. Alvin hanya mengangguk lemas.

/SKIP/

Teng! teng! Teng! *bel mulu*

Shilla dan Sivia langsung masuk ke dalam kelas. Alvin melirik Sivia, Sivia langsung membuang muka. Rio langsung mengelus punggung Alvin.

"Sabar, Vin..." bisik Rio. Alvin hanya mengangguk kecil. Bu Lia langsung masuk ke dalam kelas.

"Hari ini saya akan memberi tugas kalian!" ujar Bu Lia. "biasanya juga langsung ngasih tugas." batin Shilla. Rio melirik ke arah Shilla. "cantik juga..." ujar Rio lirih. Alvin pun melirik ke arah Rio.

"Lu suka sama shilla?" tanya Alvin lirih.

"Iya..." ujar rio tidak sadar. Alvin langsung cekikikan. Rio pun menyadari, ia menoleh ke arah Alvin.

"Kenapa Lu?" tanya Rio yang sudah sadar.

"Hihi... tadi lu bilang kalau lu suka sama Shilla." ujar Alvin sedikit menekankan kata Shilla. Shilla pun langsung melihat ke arah Alvin. Alvin langsung cengengesan.

"Ah...sialan lu, Vin,,," balas Rio tersipu-sipu.

"Kalian harus berkelompok untuk membuat relief..." ujar Bu Lia.

"kelompok 1 : Dea, Zahra, Sion dan Gabriel, kelompok dua : Shilla, Sivia, Rio dan Alvin... dan bla..bla.." Bu Lia meneruskan pembacaan pembagian kelompok.

"Ah, sial! kenapa harus sama duo jengkelin itu sih?" ujar shilla.

"Tenang, Shil..." ujar Via lembut. Shilla hanya mengangguk kecil.

Sedangkan Alvin dan Rio malah bertos ria...

"Kumpulkan besok!" ujar bu Lia tegas. Semuanya hanya melongo. "Ngek? bsok?"

"Bu jangan besok lah...?" ujar salah satu anak. "betul, Bu..." ujar anak yang lain.

"Oke, oke, jadi besoknya lagi... gimana?" tanya bu Lia pasrah.

"BAIK, Bu..." jawab anak-anak seperti regu koor.

/SKIP/

pulang sekolah.

"Shil, gue pulang duluan ya! Nanti sore kita kerjainnya!" ujar Sivia meninggalkan Shilla. shilla pun hanya mengangguk lemas. ia masih menunggu jemputan.

Drtt..drtt... Hp Shilla bergetar... ada sms masuk...

Shil... mama dan papa enggak bisa jemput,,, karena sedang ada pekerjaan di KL. Maaf ya, Say...

Shilla pun langsung menutup hpnya.

"Sial..." ujar Shilla lirih.

"Shil, bareng gue aja yuk!" Shilla pun menoleh ke arah suara.

"Enggak!" ujar Shilla ketus.

"YA udahlah... udah sepi... gue pulang dulu ya!" ujar anak itu. Shilla pun langsung mengekor di belakang anak itu.

"Ehemm... katanya enggak mau..." ujar anak itu yang ternyata Rio. Shilla hanya cengengesan.

"Yuk, yayang Chihil..." ujar Rio genit. Shilla langsung menjitak kepala Rio.

"Yayang-yayang! Pala lu peyang!" balas Shilla kesal. Rio langsung menarik tangan Shilla. ia langsung mengendarai motornya. Shilla hanya senyam-senyum sendiri.

"Lu tau rumah gue?" tanya Shilla ragu-ragu. Rio menggeleng.

"Trus lu mau kemana? trus gue gimana? gue belum makan... ntar pembantu gue nyariin lagi.. aduh gimana????" cerocos Shilla. Rio pun langsung ngebut.

/SKIP/

"Woy! Ini rumahnya siapa?" tanya Shilla kesal, karena belum nyampe rumah. Rio langsung menarik tangan Shilla. ia membuka pintu rumah.

"Rio Pulang!!!" teriak Rio. Perempuan paruh baya pun datang.

"Eh, Rio... bawa siapa, Yo? pacar ya? Anak bunda cepet amat dapat pacar..." ujar wanita itu. Shilla pun langsung salting.

"Udah lah, bun... dia temen Rio kok... bukan pacar Rio... tp lagi..." omongan Rio langsung dipotong Shilla.

"Lagi mau ngerjain tugas bareng kok, tan..." ujar Shilla. ia langsung mendelik ke arah Rio. "bisa aja lu, Shil...padahal kan gue mau bilang kalau kita lagi PDKT" batin Rio.

"Ouh... gitu... ya udah... bunda masuk dulu ya, Yo..."

"Siippp, bunda.." ujar Rio.

"Yuk, Shil, ke kamar gue..." ujar Rio. ia langsung menarik tangan Shilla. Ia membawa Shilla ke kamarnya.

"Woy, mau ngapain lu bawa gue ke kamar lu?" tanay Shilla marah. Rio langsung menaruh telunjuknya dibibir Shilla. Shilla pun menatap wajah Rio.

"Gue mau ganti baju dulu ya! Lu duduk-duduk atau liat-liat juga enggak apa-apa. tapi jangan dirampok. jangan buka kulkas!" ujar Rio. Rio meninggalkan Shilla ke kamar mandi. Shilla pun berkeliling ke sudut-sudut kamar Rio. Akhirnya, Shilla pun capek sendiri.

"Ah, haus gue... minum ah.." ujar Shilla. ia membuka kulkas milik rio. Shilla pun hanya mengangga. 'kulkas isinya chitato semua???" batin Shilla. Rio pun keluar dari kamar mandi. Rio pun langsung mendatangi Shilla dan menutup pintu kulkasnya.

"Chilla, gue udah bilang, jangan buka kulkas gue... ujar Rio gemas. ia mencubit pipi Shilla.

"Aw...sakit RIGIL! Gue tadi haus..." ujar Shilla.

"RIGIL?" tanya Rio. Shilla pun menutup mulutnya.

"Rio Gilaaa..." ujar Shilla santai. Rio pun akan segera menoyor Shilla, tapi tiba-tiba ada sms masuk dari hpnya.

Drtt..drtt...

Yo, lu dimana? gimana acara kita belajar kelompok?

-Alvin J.S-



Rio pun membalas sms Alvin.

Sorry, Koh, gue kagak bisa. Lu buat sama Shilla dan Sivia dulu aja ya! ntar besok gue terusin...



"wkwkwk...lu enggak tau sih kalau Shilla kan ada di sebelah gue..." batin Rio.

"Eh, Shil, gimana kalau kita satuin Alvin sama Sivia lagi?" tanya Rio pada Shilla yang sedang memakan chitato Rio. Shilla tidak menjawab, Rio pun menoleh ke arah Shilla.

"Shilla...jangan ngembat chitato gue... apalagi yang rasa itu..." ujar Rio gemas. Shilla pun hanya meringis.

"Laper mas bro... Trus gimana nyatuin antara Via dan Alvin?" tanya Shilla. Rio pun berpikir sejenak.

"Em...kalau ada sms dari Via buat ngerjain tugas, lu bilang aja kalau lu lagi enggak bisa atau apalah..." ujar Rio. Shilla pun hanya mengangguk.



Drttt...drrtt...drtt... hp Shilla bergetar tanda ada sms masuk.

Shil, gimana nih acaranya?



Shilla pun membalas, "Sorry, Say, kayaknya gue kagak bisa,,, maaf banget ya!"

Shilla pun hanya di rumah Rio. Akhirnya, Sivia dan Alvin mengerjakan tugas berdua.



/SKIP/

Esoknya, Shilla dan Rio merasa dirinya dihindari oleh Alvin dan Via.

"Shil, lu marah sama gue?" tanya Shilla cemas. Via menatap shilla, ia lalu memalingkan wajahnya. "haha...siapa suuh kemarin lu nggak ikut bekom..." batin Via.

"Vin, lu marah sama gue?" tanya Rio pada Alvin.

"BANGET..." ujar Alvin dingin. "haha...lu nggak tau sih, Yo..." batin ALvin.

Teng! Teng! Teng!

bel istirahat. Alvin dan Via meninggalkan Shilla dan Rio. Rio dan shilla pun merasa bersalah.

"Shil, ke taman yuk... gue mau curhat..." ujar Rio. Shilla pun mengangguk. Shilla pun mengekor Rio dari belakang.

Sampai di taman, Rio pun menceritakan semuanya, Shilla pun ikut juga bercerita.

"Mungkin cara yang kita lakuin kemarin itu salah, Shil..." ujar Rio merasa bersalah. Shilla pun mengangguk lemas.

"Iya kali ya, Yo..."

"Shilla,,, Rio,,," panggil Via. Shilla dan Rio pun langsung menoleh ke arah suara.

"VIAA!!" seru Shilla. Shilla langsung memeluk Sivia. Sivia yang sedang membawa es krim langsung meminta pertolongan pada Alvin.

"Vin, tolongin gue.." ujar Sivia. Alvin pun dengan sigap membawakan es krim yang berada di tangan Sivia. Shilla langsung melepas pelukannya.

"Lu dah maafin gue, Vi?" tanya Shilla ragu-ragu. Sivia mengangguk.Rio pun melihat Shilla dan Sivia dengan tersenyum tipis. Alvin menyadari.

"Yo, lu mau ini enggak?" tanya Alvin memamerkan sesuatu pada Rio. Mata Rio langsung berbinar-binar.

"CHITATO!" seru Rio. Rio pun langsung mengambil chitato itu dari tangan Alvin. Alvin mendengus kesal.

"Chitato aja yang lu embat,,, hati Shilla enggak bisa lu embat,,," cibir Alvin. Rio pun langsung menjitak Alvin.

"Sialan lu, Vin..." bisik Rio pada Alvin. Alvin malah cengenegsan.

"Sorry, mas.bro, gue kelepasan..."

"Nih, buat lu, Shill... gue sama Alvin dah jadian kemarin..." ujar Sivia menjelaskan. Rio dan Shilla pun hanya melongo. Rio langsung memandang Shilla. Shilla langsung salting.

"Shil, lu mau enggak jadi pembantu gue... eh, maksudnya jadi pacar gue?" ujar Rio ceplas-ceplos. Shilla mengangguk. Rio langsung memeluk Shilla.


SUMBER FBFC---> http://www.facebook.com/alviayoshill

Malaikat dan Iblis (YoShill)

"Duh,maaf.kayaknya gk mungkin deh.'' ujar Iyel.

"Kau membenciku?'' tanya Shilla.

''Aku suka kok."

"Jadi...!''

"Ada macam-macam rasa suka kan?Nah,rasa sukaku pada Shilla bukan rasa untuk jadian.''

"Ya,Selesai." ujar seseorang dari belakang. Shilla dan Iyel hanya bengong mendengar ucapan Rio.

''Sejak kpn kau melihat kami?'' tanya Shilla gugup.

"Sejak awal.'' Rio adalah sahabat Iyel sejak masuk SMA, tp akhir-akhir ini dia sering mengusik perjuangan cinta Shilla!

***

"Shilla mau ikut tidak?Hari minggu ini kami mau nonton ke bioskop." tanya Iyel. Shilla pun langsung sadar dari lamunannya. Shilla menangguk lemas.Iyel pun meninggalkan Shilla dan Rio.

"Bagus kan, Shil? Kau ditolak." ujar Rio santai.

"Bagus apanya?"

"Kalau sudah selesai, kau bisa mencari cinta yg baru."

/SKIP/

"Kami mau minta tolong dong, Shil." ujar Agni dan Acha.

"Apa?"

"Di klub YSF, akan diadakan pertandingan cosplay." ujar Acha.

"Kenapa harus aku yg ikut?"

"Kalau yg ikut imut-imut seperti Shilla, dijamin pasti menang!"

"Baiklah."

"Makasih ya.O,ya nanti kau berpasangan loh..." ujar Agni.tibaktiba ada yg memeluk Shilla dari belakang.

"Aku pasanganmu." bisiknya.

"HUUAA..."

"Kan cuma merangkul." ujar Rio.

"Shilla kan polos sekali, Rio!" ujar Agni.

"Aku enggak mau berpasangan dgn Rio!"

"Kalau gitu,aku ikut asakura aja!Pakai kostum perempuan!" ujar Rio.Semuanya pun membayangkan kalau Rio memakai kostum perempuan. Shilla pun membayangkan kalau Rio memakai baju pelayan perempuan.

"Aku ikut!" ujar Shilla.

"Ya sudah ya,sepakat.Kami yg akan buat kostum kalian. Shilla jadi malaikatnya, Rio jadi iblisnya.

"Iblis...Pas banget." batin Shilla.

/SKIP/

tiba-tiba ada yg menepuk pundak Shilla dari belakang.

"Sendirian?Kalau lagi iseng,temani aku aja.Mau,kan?" Goda anak laki-laki itu. Tiba-tiba Rio langsung memeluk Shilla dari belakang dan menoyor laki-laki itu.

"Dia lagi enggak iseng.Dan dia enggak mau." ujar Rio.Laki-laki itu pun meninggalkan YoShill.

"Kau tidak apa?" tanya Rio.

"Iya,trims." balas Shilla. Tiba-tiba Iyel datang.

"maaf, aku terlambat." ujar Iyel.

/SKIP/

Setelah menonton Iyel meninggalkan Shilla dan Rio karena ada urusan. YoShill pun duduk-duduk di taman.

"Iyel menyukai seseorang." ujar Rio.

"Shilla, kan?" tanya Shilla ragu-ragu.

"Dia menyukai semua orang tanpa terkecuali.Beda denganku,aku mempunyai urutan orang yg aku sukai." Rio santai.

"Aku tau,kok.km paling menyukai Iyel,kan?" tanya Shilla.

"Bukan.Kau bodoh sekali, Shilla.aku sangat menyukaimu."

"Bohong."

"Betul, kok." Rio mendekatkan wajahnya ke wajah Shilla.

/Plak/ tamparan mendarat di pipi Rio.

Sejak saat itu, Shilla menghindari Rio.

/SKIP/

Hari ini adalah pertandingan cosplay. Shilla keluar dari kamar ganti.

"Kau pasti jadi juaranya." puji Agni.

"Aku akan berusaha." ujar Shilla bersemangat. Shilla pun melihat ke sekelilingnya. "Rio..."

"Cocok sekali.Benar-benar mirip iblis." ujar Acha.

"Kamu memuji atau menghina?" cibir Rio.

"gawat...pulang aja lah.."batin Shilla. Shilla pun membalikan badannya, tp Rio langsung menarik tangan Shilla. Kini Shilla sudah dipeluk Rio.

"Jangan kabur ya.Kau kan sudah janji akan tampil denganku.Sejak saat itu kau terus kabur dariku." ujar Rio. Shilla pun mundur. Ia jatuh tersandung.Kostumnya robek.

"Shilla, bajumu..." ujar Rio.Rio menutup matanya.

"Kostumku robek!" seru Shilla.

"Ditambal dulu pake peniti." Rio pun memasangkan peniti.

"Para HadirinInilah Malaikat dan Iblis!" Rio dan Shilla pun maju ke panggung.

"aduh,penitinya lepas." ujar Shilla lirih.

Rio pun mengangkat Shilla lalu memeluknya.

"Bukan malaikat tpmalaikat sesat bersama iblis.Dia tersesat karena terpikat pada Iblis.Jadi bukan malaikat lagi." Rio pun mengakhiri ceritanya. Ia lalu mencium bibir Shilla, tp Shilla hanya diam.

"Dan pemenangnya adalah.... Pasangan Mario Stevano Aditya Haling dengan Ashilla Zahrantiara... Dengan cosplay, malaikat dan iblis..." Agni dan Acha pun mengambil Piala, Serifikat, Voucher dan uang tunai.

Di belakang panggung, Shilla pun segera menganti pakaiannya.

"Kau mencium..." ujar Shilla lirih

"Langsung dari lubuk hatiku yg paling dalam lho. Terasa enggak?" ujar Rio tulus. Rio pn mendekatkan wajahnya ke wajah Shilla dan CUP! Rio mencium bibir Shilla untuk yg kedua kalinya.

"Ah.."

"Aku akan berasbar sampai kau mau jadian denganku." Shilla pun menangguk.

"Sepertinya kau peka sekali. Bakalan seru nih." goda Rio.

"Kau jahat..." ujar Shilla manja.

"Manja kamu, Shil!" ujar Rio. Shilla pun menoyor Rio.

"Tapi kamu suka, kan? weeekkk..." ujar shilla sambil meleltkan lidahnya. Rio hanya bisa manyun karena kalah telak.



-END-


SUMBER FBFC--> http://www.facebook.com/alviayoshill

Akhirnya....(OCha)

"Oji, Oji..." itulah yang Acha panggil setiap melewati rumah Ozy. Tiba-tiba, Ozy datang membawa koper. Acha pun mendekati Ozy.

"Ji, mau kemana? Kok bawa kopel gitu?" tanya Acha. Ozy pun menggeleng.

"O...o..jjj..iii... Oji mau pin dah, Cha." ujar Ozy lirih dengna mata berkaca-kaca. Acha langsung tertunduk.

"Kenapa Oji mau pindah? Oji udah enggak mau beltemen lagi ama Acha?" tanya Acha ketir. Ozy menatap Acha yang sedang menunduk.

"Oji cayang banget ama Acha... Oji enggak mau ninggalin Acha cendirian... Tapi ini kemauan ayah dan mama Oji, Cha..." Ozy langsung memeluk Acha.

"Acha enggak mau kalau Oji pindah..." isak Acha dalam pelukan Ozy. Acha mempererat pelukannya.

"Ntal Oji bakal kesini lagi kok... aCha jangan nangis ya,,, oji enggak suka kalau Acha jadi anak cengeng." ujar Ozy. Ia membelai rambut Acha dan menghapus air mata Acha.

"OZY..." panggil ayahnya. Ozy pun segera melepaskan pelukannya. Ozy pun membawa kopernya lalu masuk ke dalam mobil. Acha menekukkan kakinya lalu menangis.

"OZY...Jangan pelnah lupain Achaaaa!!!" teriak Acha dalam isakannya. Ozy pun hanya dapat mengangguk.



Itulah kejadian sebelas tahun yang lalu. Sekarang umur Acha sudah 15 tahun. Acha masih setia menanti Ozy, hatinya sudah dikunci hanya untuk Ozy. Jika Acha melewati rumah kediaman Ozy yang dulu, pasti ia selalu memanggil nama OZY.

"Zy, kapan gue bakal ketemu lu?" batin Acha selalu bertanya-tanya.



Hari ini adalah hari pertama Acha MOS.

TEETT...TEETTTT!!!! bunyi bel

Semua anak kelas 10 berkumpul di AULA untuk mengikuti MOS.

"Perkenalkan nama gue AHMAD FAUZY ADRIANSYAH biasa dipanggil Ian." ujar Ozy/Ian yang menjabat sebagai ketua osis. Acah tertegun mendengar nama itu. "OZY..." itulah yang terbayang di otak Acha.

"Nama gue, Muhammad Raynald Prasetya... gue biasa dipanggil dengan nama Ray." ujar Ray yang menjabat sebagai wakil ketua osis. Dan anggota osis lainnya ikut memperkenalkan diri.

"Oke, kita akan dibagi menjadi beberapa kelompok yang dibacakan namannya silakan maju ke depan. Silakan Ray, lu yang baca." ujar Ozy santai. Ray pun mengangguk.

"Kelompok Gocap, Sivia, Obiet dan Rio. Kelompok Mejiku, Agni, Cakka dan Acha." Ozy pun tertegun mendengar nama Acha. Acha pun maju depan. Ozy menatap Acha dengan tatapan bersahabat.

"Moga aja lu enggak pernah lupain gue, Zy..." ujar Acha lirih.

"Cha, gue bakal nunggu lu sampe kapan pun..." ujar Ozy lirih.



^*^**^*^**^**^*^**^*^*^*^*^*^*^**^*^*^^*^*^*^*^*^*^*^*



"Oke, karena hari ini gue sedang berbaik hati, jadi gue enggak bakalan nyuruh/ngerjain kalian..." ujar Ozy santai. Semuanya lansung terlonjak-lonjak kecuali Acha.

"Tapi..." semua langsung diam ketika mendengar kata T-A-P-I

"Tapi apa, kak?" tanya Agni.

"Yang namanya gue sebutin lu harus tetep disini. Dan yang lainnya boleh keluar, terserah kalian mau ngelakuin apa yang penting melakukan yang waras-waras. Gimana?" tanya Ozy. Semuanya pun langsung berkerubung kecuali Ozy.

"Heh? Gimana nie?" tanya Cakka.

"Jangan mau deh." ujar Acha.

"Tapi, lumayan kalau keluar." ujar Agni.

"Tapi kan kasihan anaknya." ujar Acha.

"Iya juga sih?" ujar Cakka.

"Ntar kalau diapa-apain gimana?" ujar Agni.

"Mendingan lu tanya deh, Kka... apa yang bakal dia lakuin sama anak yg dia pilih..." ujar Acha. Sebenarnya Ozy mendengar suara Cakka, Acha dan Agni tapi pura-pura tidak mendengar. Cakka pun mendekati Ozy.

"Kak, emangnya mau kamu apain anaknya?" tanya Cakka merinding. Ozy pura-pura berpikir, Ide jail.

"Mau gue, peluk, cium pipinya dan cium bibirnya." Semuanya pun langsung melotot.

"GILA." ujar Acha keceplosan.

"Lu maho ya, kak?" tanya Cakka watados. Ozy pun langsung menjitak Cakka.

"Sialan amat lu bilang gue maho... padahal lu kan ya yg maho?" ujar Ozy. Cakka malah melotot. Acha pun segera menengahi.

"Gimana nih jadinya? kok maho-mahoan?" ujar Acha kesal. Ozy dan Cakka pun melirik Acha.

"Lu lesbi ya?" tanya Cakka. Acha yang sedang kesal pun memuncak emosinya. Ia langsung berlari keluar dari ruangan.

"Gue salah ngomong yaa?" tanya Cakka watados.

"BANGET!" ujar Ozy dan Agni berbarengan.

"Yah.... gimana dong?" tanya Cakka yang merasa bersalah.

"Gue mau nyamperin Acha dulu... Lu semua jangan ada yg ikut... lu semua bermasalah!" ujar Agni yg ikut kesal. Cakka pun hanya garuk-garuk kepala, sedangkan Ozy mondar-mandir kayak supir angkot.

Tiba-tiba Acha dateng dengan Agni. Cakka langsung meluk Acha, membuat merah pipi Acha. Ozy pun kesal dengan tingkah Cakka.

"EHEM! EHEM!" dehem Agni dengan keras. Cakka pun langsung melepas pelukannya.

"Cha, gue minta maaf ya..." ujar Cakka. Acha pun mengangguk. Ozy pun menyerobot Cakka.

"Chantik, gue juga minta maaf banget..." ujar Ozy. Acha pun menganguk lalu Ozy langsung memeluk Acha. Cakka dan agni langsung melongo. Acha tertegun dengan tingkah Ozy.

"Cha, gue kangen ama lu... gue suka ama lu... rasa ini enggak bisa dipendem lagi, gue pengin lu tahu kalau gue sangat sayang sama lu... maafin gue dah pernah bikin lu sakit hati, marah dan kecewa ama gue... Gue Cinta lu sampai kapanpun..." isak Ozy dalam pelukan Acha. Cakka pun merangkul Agni lalu menyeandarkan kepalanya dibahu Agni. Agni hanya diam. Acha juga tidak kuat lagi memendung tangisannya.

"Gue juga kangen ama lu, Zy... gue suka sama lu dari waktu kita ketemu... Lu enggak pernah bikin salah apa-apa sama gue... Gue cinta ama lu..." isak Acha. Ozy mempererat pelukannya.

"Hua... gue tragiss..." ujar Cakka sambil mengelap air matanya.

"Cicak dasar lebay!" cibir agni. Padahal mata Agni sudah berkaca-kaca.

"Lu mau enggak jadi pendamping untuk selamanya..." ujar OZy tersedu-sedu.

"Gue Mau..." ujar Acha lirih.


SUMBER FBFC---> http://www.facebook.com/alviayoshill

Gara-gara Petasan (YOSHILL)

Shilla sedang jalan-jalan dengan Zahra. Tiba-tiba terdengar suara letusan petasan. DOR DOR DOR. Shilla langsung terkejut dan refleks menggenggam tangan Zahra dengan erat, Zahra pun juga menggenggam tangan Shilla erat. Keduanya sama-sama kaget dengan suara petasan itu. Tiba-tiba ada petasan yang mengarah ke shilla, JDOR! Jari kaki shilla pun terkena letasan. Shilla langsung meringis. Ia menatap geram anak-anak yang sedang bermain petasan. Zahra hanya mengelus-elus dadanya. Shilla mengambil bata sebesar telapak tangan dan menggenggamnya. Lalu ia menghampiri anak-anak byang sedang bermain petasan. Ia menatap anak-anak itu dengan tatapan membunuh.

"Woy, siapa yang tadi nyalain petasan?" tanya Shilla geram. Semuanya menghentikan aktifitas bermain petasan. Anak-anak itu hanya menunduk.

"SIAPA???!!!!" teriak Shilla garang. Anak-anak saling tunjuk. Shilla pun melihat ada anak yang bersembunyi di belakang temannya. Shilla pun menghampiri anak itu dan hampir saja ia membanting bata itu di depan anak itu, padahal Shilla hanya pura-pura.

"WOY! CEWEK GILA! MAU LU APAIN ADEK GUE!" teriak orang itu, yang memang adalah 'Kakak' dari anak yang tadi bersembunyi. Anak itu langsung berlari menuju kakakknya. Ia bersembunyi di belakang badan kakaknya.

"WOY! TANYA DONG AMA ADEK LU!" ujar Shilla tak kalah keras. Laki-laki itu menoleh ke arah adiknya. adiknya itu hanya cengar-cengir.

"Apa yang tadi lu lakuin, Zy?" tanya kakaknya. Anak yang bernama Ozy itu menunduk dalam-dalam.

"Tadi gue, abis nyalain petasan, kak..." ujar Ozy lirih. Kakaknya menepuk pundak adiknya.

"Udah, enggak apa-apa, cepet minta maaf sana." ujar kakaknya itu. Ozy mengangguk lemah, ia pun menghampiri Shilla dengan langkah gontai.

"Kak, every dorry giri-giri makan tenggiri eh adanya ikan teri gue Ozy, cowok simpati mau minta sorry..." cerocos Ozy panjang. KAkaknya, Shilla dan Zahra hanya cengo tidak mengerti yang Ozy bilang. Sementara, teman-teman Ozy sudah memaklumi kelkuan Ozy yang rada error, banyak virusnya.

"Lu ngomong apa, Zy?" tanya Shilla bingung. Ia sudah meredakan amarahnya. Ozy hanya garuk-garuk kepala.

"Au ah, kak Rio... Lu aja yang bilang!" rujuk Ozy manja kepada kakaknya, Rio. rio hanya mendengus kesal. Adiknya ini memang sangat menyusahkan, walaupun begitu Rio sangat menyayangi adiknya yang satu ini.

"Mbak, saya minta maaf atas kelakuan adik saya ya, mbak.." ujar Rio sesopan mungkin. Shilla mengerutkan keningnya.

"Mbak-mbak, lu kira gue udah tua! Trus ini kaki gue gimana??? susah buat jalan tau!" cibir shilla kesal. Rio hanya manyun sedangkan Zahra diam.

"Ya gue kagak tau lah! Salah lu sendiri! Kenapa lu jalan enggak liat-liat!" ujar Rio tak kalah ketusnya. Ozy pun mencium bau akan terjadi peperangan.

"Ya salah adik lu lah! Udah tau orang lagi jalan malah nyalain petasan ke gue!" ujar shilla geram. Rio pun menyipitkan matanya.

"Adik gue kagak sengaja. Lagian tuh masih ada temen lu!" ujar Rio.

"ENGGAK! POKOKNYA LU TANGGUNG JAWAB!" seru shilla geram.

"Eh, eh,, kok gitu sih! Emangnya gue lakuin apake lu? Hamilin lu?" ujar Rio ketus. Shilla menoyor Rio.Ozy menahan tawa, Zahra malah sibuk BBM'an.

"Omes lu! Bukan itu dodol! Adik lu kan mengalihkan pertanggung jawabannya ke lu, ya jadi lu yang harus tanggung jawab!" ujar shilla geram. Rio berpikir sebentar.

"Emangnya adik gue ngelakuin apa ke lu?" tanya Rio polos. Rio pun mendapat tiga toyoran sekaligus. Rio pun mengelus kepalanya yang menjadi korban amukan dari Zahra, Ozy dan shilla.

"Bodoh amat sih, kak! Malu-maluin!" bisik Ozy. Rio pun melototin Ozy.

"Iya, nih. Betul kata Ozy, apa emang udah dari dulu ya, zy?" ujar zahra. Ozy mengangguk.

"Kayaknya emang bawaan dari kucing tetangga sih gitu." balas Ozy. Zahra pun menarik tangan Shilla, ia menuntun shilla pulang.

"Udah ya, Shil, dah sore..." ujar Zahra. Shilla pun hanya mengangguk pasrah.

"MAAF YA, KAK!" teriak Ozy. Shilla tidak mengubris teriakan Ozy, sdangkan Zahra malah tersenyum tipis.

"Idih... ngapain minta maaf ama tuh cewek sensitip." ujar Rio sembari masuk ke dalam rumahnya, Ozy pun mengikitu dari belakang. Ia memberi isyarat kepada temannya untuk tidak ikut bermain petasan kembali.



>SKIP



"Assalamualaikum..." seru Shilla. Ia jalan menuju kamarnya dengan menyeret kakinya. Ray yang sedang menonton tv di ruang tengah, tertawa melihat kakaknya berjalan seperti itu.

"HAhaaha... kenapa lu, kak?" tanya Ray. Shilla langsung mengebrak kamarnya. "ih, aneh banget..."

"ANEH-ANEH! MUKA LU YANG ANEH, RAY!!!!" teriak Shilla enggak jelas dari dalam kamarnya. Ray langsung tertawa terbahak-bahak, ia pun melanjutkan menonton tv.

Tiba-tiba suara telepon rumah Ray berdering dengan sigap Ray mengangkat telepon itu.

"Assaamualaikum... Saya, Ozy. bisa bicara dengan Ray"

"Waalaikumsalah... YA bisa... dengan keperluan apa bapak menelpon saya? kangen yagh? Aih,,, Cuocok deh eke,,,"

"Jiahhh... PD lu tingkat doraemon, Ray! Gue boleh main ke rumah lu kagak?"

"HAhaha... Kagak kayak Shaun the ship aja, neng geulis? Hehehe... Boleh kok... Lagian gue juga boring..."

"Woke... Sip... ?Gue langsung ke rumah lu sekarang ya! Bye... Waskum... eh, kurang kiss... Muach..."

"Jiah,,, kiss balik deh, Muach.."

Ray pun menutup gagang teleponnya. Sebenarnya ia bergidik dengan tingkah laku sahabatnya itu. Yang Kadang-kadang sering error.



(beberapa menit kemudian) TING TONG TING TONG!!! Ray langsung membuka pintu rumahnya. Laki-laki itu melambaikan tangannya pada Ray.

"Hello, Sayang... Kangen enggak ama gue... Gue kangen banget ama lu!" Ray meringis melihat tingkah Ozy yang kayak banci. Ozy hanya cengar-cengir gaje. Ozy pun langsung nyelonong masuk ke rumah Ray. Ia duduk di ruang tengah.

"Zy, zy, kagak sopan amat sih lu ama gue!" cibir Ray. Ozy hanya tersenyum.

"Eh, Ray, sini deh! Gue mau curhat!" ujar Ozy. Ray pun menghampiri Ozy.

"Mau curhat apalagi? tentang Nova? Aurel? Oik? Acha atauuu... LINTAR?" ujar Ray, ia sengaja menekankan nama Lintar. Ozy bergidik.

"Idih... Ngapain gue curhat tentang Lintar... berrr...." Ray hanya tertawa. Ozy pun curhat tentang kejadian yang tadi dialaminya.

"Huahahahhaah... Kocak lu, Zy... Trus kak Rio gimana?" Ozy manyun.

"Ya gitu... Abis kakak-kakak itu pulang, gue langsung dihukum pancung ama kak Rio." ujar Ozy sok mendramatisir.

"Jiah... Kok lu masih idup, zy??!!" ledek Ray. Ozy hanya tersenyum kecut.

"Ray kucrut, Gue ambilin minum dong! Kaki gue sakit! Plisss..." teriak Shilla dari kamarnya. Ray hanya mendengus kesal.

"YAh, Kak... Gue lagi temenin temen gue!" balas Ray. Ozy hanya tertawa kecil.

"Lu dodol amat sih, Ray, Sekalian temen lu dikasih minum dong! huft..." Shilla pun keluar dari kamarnya. Ray menengok ke arah Shilla, Ozy pun juga.

"Eh, bocah sialan! Ngapain lu ke rumah gue!" ujar shilla. Ozy hanya cengar-cengir.

"Woy! Itu sahabat gue, kak! Emangnya lu dah kenal!"

"Oh, gue dah kenal! Gara-gara dia, kaki gue jadi kayak gini tau! Mana lagi kakaknya, Kagak waras!"

"Hehe, sorry kak... gue kan kagak sengaja..." ujar Ozy.

"Iya-iya... udah gue maafin kok! Ray, sana buat minum gih! Buat gue, Ozy sama lu!" ujar shilla menyuruh Ray. Ray pun beranjak menuju dapur. Shilla langsung duduk di samping Ozy.

"Eh, nama lu Ozy, kan?" tanya Shilla ramah. Ozy mengangguk.

"Sorry ya tadi gue kasar ama lu. Coz gini kalau gue lagi kagak enak badan." ujar Shilla. Ozy mengangguk mengerti.

"Nama kakak, Zahrantiara, kan? Gue bingung manggil nama lu, kak! balas Ozy.

"Hehe... Panggil gue, shilla aja. Lu udah lama sahabatan ama Ray?" tanya Shilla. Ozy pun mengangguk. shilla dan Ozy pun asyik berbincang-bincang sampai tidak melihat Ray datang.

"Kacang-kacang-kacang! Pete-pete-pete! Ikan asin, ikan tenggiri, ikan bawal! Jengkol asoy-jengkol asoy!" ujar Ray. Shilla pun hanya tertawa. Ozy membantu membawakan minuman Ray.

"Thx, Zy!" Ozy hanya mengangguk.

"Eh, Kak Rio enggak ikut kenapa, zy?" tanya Ray. Shilla manyun.

"Hih... Ngapain lu bawa-bawa nama orang itu Ray! Hueks!" ujar Shilla pura-pura muntah.

Tiba-tiba ide jail muncul di otak Ray dan Ozy.

"Tadi kak Rio lagi mandi..." ujar Ozy menahan tawa.

"Ouh... badannya keren ya, zy... Enggak kayak kakak gue..." ujar Ray.

"Hihhhh... Rio cungkring gitu dibilang keren... Lu juga, Ray ngapain bawa-bawa nama gue! Lagian kayak lu enggak kecil aja!" balas Shilla sewot.

"Biasa aja kali, kak... Enggak usah sewot, kalau suka tinggal bilang! sok jaim lu!"

"Hih... ngapain gue suka ama dia!" ujar Shilla semakin panas. Ia pun kembali ke kamarnya untuk tidur. Ray dan Ozy tertawa terbahak-terbahak. mereka tos bersama.

"Ke kamar gue yuk, Zy!" ajak Ray. Ozy mengangguk. Ia mengikui Ray dari belakang. Ozy dan Ray sama-sama menyetel lagu lalu menggunakan earphonenya Ray.



TING TONG! TING TONG! Rio membuka pintu rumah Ray, karena tidak ada yang membukakan pintunya.

"OZY! RAY!" teriak Rio. Tetapi, Ray dan Ozy tidak mendengar suara Rio karena sedang mendengarkan musik dengan earphone. Rio pun memutuskan menuju kamar yang berasa di sebelah ruang tengah. "mungkin ray dan ozy ada di situ..."

KREEKKKK... Rio pun duduk di samping ranjang.

"Udahlah, Ray, Zy, kagak usah nutup-nutup pake selimut... Gue udah tau itu kalian kok..." ujar Rio. Rio pun membuka selimut.

'DEGH!'

Rio membelai lembut rambut shilla, "cantik juga ya... eh, nama lu tadi sapa ya? Maaf ya tadi gue kasar..." Tiba-tiba Rio mencium kening Shilla. Shilla yang sedang tidur merasakan deru nafas Rio. Ia membuka matanya. Ia kaget Rio sudah berada disampingnya dan mencium keningnya. Shilla pun menggenggam tangan Rio. Rio langsung melepas kecupan manisnya di kening shilla.

"Rio..." ujar Shilla lirih. Rio langsung membuang muka. "mati lah riwayat gue..." batin Rio

Tiba-tiba Shilla langsung memeluk Rio. Rio pun dengan ragu-ragu membalas pelukan Shilla.

"RIO... Gue kangen mama sama papa guee..." isaknya dipelukan Rio. rio pun tidak tega melihat shilla.

"Eh, eh, tenang dong... Mama dan Papa lu kerja buat lu sama Ray!" ujar rio. Rio pernah diceritakan oleh Ray asal-usul keluarganya.

"Huaaaa... Iyaaa..."

Tiba-tiba... KREEKKK... Ray dan Ozy muncul di depan pintu shilla.

"Zy, tutup mata lu, adegan diatas 69 tahun!" ujar Ray lebay, Ozy pun langsung menoyor Ray.

"Huaaa,,, Kakak gue romantis banget... mau..." ujar Ozy gregetan. Ray hanya cengengesan. Rio dan shilla masih tetap berpelukan.

"Asik banget ah!" cibir Ray. Ozy menambahkan... "gue ikutan ah..." Rio dan Shilla pun langsung melepas pelukannya.

Tiba-tiba Rio langsung menggenggam tangan Shilla tanpa memperdulikan Ray dan Ozy.

"Lu mau enggak jadi pacar gue?" tanya Rio hati-hati. Shilla pun mengangguk.

"Gue mau, Yo..." balas Shilla. Mereka pun berpelukan, Ray dan Ozy pun ikut-ikutan.

"Eh, ngomong-ngomong nama lu siapa ya?" tanya Rio pada Shilla. Rio pun langsung mendapat pelototan berjamaah.

"SHILLAAAAAAAA, dodol!!!" seru Ray, Ozy dan shilla serempak. Rio hanya garuk-garuk kepala yang tidak gatal.


SUMBER FBFC---> http://www.facebook.com/alviayoshill

GUE SAYANG LOE LEBIH DARI SAHABAT (CaGni)

"AGNI! AGNI! BERANGKAT YUK~!" teriak Cakka ketika di depan rumah Agni. Agni yang sudah siap-siap dari tadi langsung keluar dari dalam rumahnya. Ia menghampiri Cakka lalu menoyor Cakka.

"Lama amat sih lu, Cak..." ujar Agni kesal. Cakka hanya cengar-cengir. Agni langsung membonceng Cakka. Agni dan Cakka sudah sejak kecil bersahabat, mereka berdua selalu bersama. Menurut orang-orang, mereka seperti anak kembar.

"Ag, lu marah ama gue?" tanya Cakka. Agni hanya menghela nafas kecil.

"Hemm... Udah lu jalan aja... Hari ini lu tanding basket, kan?" tanya Agni lirih. Cakka hanya mengangguk.



>SKIP



"Cakka... ini bunga buat kamu..."

"Ini coklat buat kamu..."

"Ini kaos dari itali loh, Kka... buat kamu..."

"Ini..."

"Ini..."

"Ini..."

"Ini..."

"Ini..."

"Ini aja..."

"Ini..."

Anak-anak perempuan saling berebutan memberi Cakka hadiah, Cakka langsung gelagapan dikasih hadiah segitu banyaknya. Ini sudah menjadi sarapan bagi anak-anak lain. Agni pun sudah biasa melihat seperti ini, Ia menuju kelas duluan, Cakka langsung berlari mengikuti Agni. Ia mengandeng tangan Agni dan agni langsung menepisnya.

"Udah sana... Ladenin fans-fans lu!" ujar Agni lembut. Sebenarnya Agni jengkel tetapi ia mencoba sabar.

"Ya elah, Ag... Gue pengin ke kelas ama lu..." ujar cakka memelas. Agni mengacak-acak rambut Cakka.

"Iya deh..." Cakka langsung memeluk Agni, Agni hanya melongo. Cakka akhirnya sadar.

"Eh, eh, sorry Ag... reflek... Hehehe..." ujar Cakka. Agni hanya tersenyum kecil. Cakka langsung mengandeng tangan agni, ia dan Agni pun berjalan dengan bergandengan bersama menuju kelas. Fans-fans Cakka melirik mereka dengan sinis.



Di Kelas banyak yang meledek agni dengan Cakka.

"Suit-suit! Pasangan baru!" ledek Alvin ketos.

"Hahaha... Bukan kale, vin,.. Tapi itu pasangan SUAMI ISTRI BARU!" ledek Ozy. Semua langsung melototi Ozy dengan tatapan membunuh.

"HAgzhagzhagz...bercanda aja lu, Zy! Kita kan sahabat ya enggak, Ag!" balas Cakka. Agni hanya mengangguk kecil.

DEGH! "Cakka ngangep gue cuma sahabat." Agni langsung melepas gandengan Cakka, ia menuju bangkunya sendiri. Cakka bingung dengan tingkah agni, tapi ia tak ambil pusing. Cakka, Alvin, Ozy, Ray, Rio dan Gabriel langung keluar kelas, mereka menganti seragam sekolah dengan pakaian olahraga. mereka langsung menuju lapangan basket. Mereka akan bertanding basket dengan anak-anak SMA HARAPAN.

"Ag, lu enggak mau liat Cakka tanding basket?" tanya Ify lembut.

"Enggak." jawab Agni cuek.

"Emangnya lu ada masalah apa sih ama Cakka?" tanya Sivia.

"Enggak ada. Sana lah kalian nonton sendiri. Gue pengin di kelas aja! Pusing gue!" balas Agni sembari mengacak-acak rambutnya. Sivia, Ify dan shilla pun akhirnya menonton pertandingan bersama. Anak-anak lain sudah berkumpul di lapangan basket.



>SKIP

"Eh, Vi, Agni mana?" tanya Cakka pada Via sebelum pertandingan dimulai. Sivia menggeleng lemah. Cakka hanya mendengus.

"Cak, ayo cepetan 15 menit lagi anak-anak SMA HARAPAN ke sini!" ujar Ozy. Cakka hanya mengangguk, tapi ia malah menuju ruang kelasnya. Ozy, Alvin, Gabriel, Ray, Sivia, Ify dan Shilla pun bingung.



"BRAAKKKK!!!!" Cakka mengebrak ruang kelasnya. Ia melihat Agni yang sedang menangis. Agni menengok ke arah Cakka dengan sinis, Cakka menghampiri Agni.

"Ag, kamu kenapa nangis?" tanya Cakka. Ia membelai rambut Agni, Agni segera menepisnya.

"Enggak apa-apa!" ujar agni ketus.

"Kamu marah ama aku?" tanya Cakka lembut.

"Enggak!" ujar Agni tambah naik keketusannya. Cakka langsung memeluk Agni.

"Ag, plis, jangan lu giniin gue kayak gini... Kalau lu marah ama gue bilang aja... Gue enggak mau lu diemin gue kayak gini! Sebentar aja lu diemin gue, rasanya lu ama gue udah kayak musuhan!" isak Cakka. Agni kaget melihat Cakka menangis. Ini tidak seperti Cakka yang Agni kenal. Cakka yang pemberani, manja, ngotot, sok cuek dan lain-lain. Tapi Agni masih tetap diam.

"LU KENAPA GINIIN GUE, AG??!!" ujar Cakka makin histeris. Agni pun merasa takut. Ia memundurkan kursinya tapi dicegah Cakka.

"KENAPA, AG??!" ujar Cakka. Agni pun merasa tidak tahan.

"KARENA GUE SAYANG AMA LU LEBIH DARI SAHABAT, CAKKA!" seru Agni tegas. Ia pun melepas pelukannya dengan Cakka, ia berlari menuju ruang musik. Tempat dimana Agni dapat menuangkan semua isi hatinya. Cakka tertegun mendengar jawaban Agni. "Ag, gue juga sayang ma lu melebihi sahabat..." batin Cakka. Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Cakka. Ternyata itu, Gabriel.

"Kka, mendingan lu tanding basket sekarang..." ujar Iyel.

"Tapi..."

"Gue tahu masalah lu. Gue dah liat semuanya.nanti gue bantu..." ujar Iyel. Cakka pun hanya mengagguk pasrah, ia pun mengikuti Gabriel dari belakang. Semua penonton pun bertepuk tangan. Cakka hanya tersenyum kecut.

"PRIIIITTTTT!!!!" wasit pun meniup peluit tanda permainan sudah di mulai. Semuanya larut dalam permainan.

Sementara itu, Agni di ruang musik. Ia memainkan gitarnya, bersenandung sesuai dengan apa yang ia rasakan saat ini.

JRENGGG... Agni memulai dengan petikan gitarnya terlebih dahulu.

"Bagaimana caranya untuk agar kau mengerti bahwa aku rindu…

bagaimana caranya untuk agar kau mengerti bahwa aku cinta…

Masihkan mungkin hatimu berkenan menerima hatiku untukmu…

Cintaku sedalam samudera…

setinggi langit diangkasa… kepadamu…" tiba-tiba seseorang ikut bernyanyi. Agni pun menengok. Ternyata, Bu Zahra, guru seni musik.

Cintaku sebesar dunia…

seluas jagat raya ini… kepadamu…

Bagaimana caranya untuk agar kau mengerti bahwa aku mencintaimu selamanya…

Bagaimana caranya untuk agar kau mengerti bahwa aku merindukanmu selamanya…

Agni dan Bu Zahra pun bersama menyanyikan reffnya :

Cintaku sedalam samudera…

setinggi langit diangkasa… kepadamu…

Cintaku sebesar dunia…

seluas jagat raya ini… kepadamu…

Oh... Kepadamu...

Agni dan Bu Zahra pun berhenti bernyanyi. agni lalu menaruh gitar pada tempatnya lagi, sedangkan bu Zahra tersenyum kecil.

"Suara bu Zahra emang top deh..." puji Agni.

"Tidak, Agni, suara kamu yang paling top..." ujar bu Zahra.

"Ya udah, kita sama-sama top deh.. hehehe..." ujar Agni. Agni dan bu Zahra pun tertawa.

"Ibu ke ruangan dulu ya... bye, Agni!" ucap bu Zahra. ia lalu keluar dari ruangan musik. Agni menghela nafas.

"AGNI!!!" seru Cakka, agni pun menoleh. "kenapa lu kesini?"

"Ag, plis, jangan kayak gini... gue mau lu nonton pertandingan ini..."

"Enggak!" balas Agni ketus.

"Lu kenapa sih!" ujar Cakka

"Gue udah bilang alasannya kan, Kka!"

"Gue juga sayang ama lu!" balas Cakka.

"Hah? Sayang? Lu bilang sayang?" ujar agni sinis.

"Plis, Ag... Gue kali ini pengin banget lu nonton pertandingan ini..." mohon Cakka. Agni tetap menggeleng cepat. Cakka langsung memeluk Agni, Agni langsung mendorong Cakka dengan keras tapi pelukan Cakka lebih erat.

"JANGAN DEKETIN GUE!" seru Agni. Ia menahan air matanya.

"LU KENAPA SIH, AG!"

"GUE BENCI AMA LU!"

"KENAPA LU BENCI AMA GUE? APA SALAH GUE, AG!"

"BANYAK!"

"LU EGOIS, AG!"

"KENAPA LU BILANG EGOIS KE GUE, KKA! SEDANGKAN LU LEBIH EGOIS DARI GUE!"

/PLAK/ Cakka menampar Agni, Agni tertegun dengan sikap Cakka. Cakka tidak menyangka dirinya melakukan seperti itu.

"Maaf, Ag..." ujar Cakka lirih.

"MAAF-MAAF! LU CUMA BISA BILANG MAAF! GUE ENGGAK BUTUH MAAF DARI LU, CAKKA. TAPI BENER, TERNYATA LU LEBIH EGOIS DARI GUE! GUE BENCI LU! SEKARANG LU SAMA GUE UDAH ENGGAK SAHABATAN LAGI! TITIK!" teriak Agni. Ia pun berlari menuju kamar mandi. Cakka mengacak rambutnya.

"ARGGHHHHHHH... kenapa jadi gini sih! AGNIIIII MAAFIN, CAKKA!!!" seru Cakka frustasi.

>SKIP

"Hiks-hiks... Cak... KAa..." isak Agni. Ia mencuci mukanya. Ia mengambil ponselnya disaku. Ia menelpon seseorang.

"Hiks... Biet... jemput gue sekarang!" seru Agni.

"Lu kenapa, Ag? Iya-iya,,, gue jemput sekarang. Lu izin ama guru lu dulu ya!"

"Iya..." balas Agni. Ia langsung menutup teleponnya. Ia menuju ruang Guru untuk meminta izin. tetapi ketika di lorong ia bertemu Cakka yang akan menuju lapangan basket. Agni langsung membuang muka. Cakka hanya dapat menghela nafasnya. Tiba-tiba Cakka berteriak, "CAKKA SAYANG SAMA AGNI MELEBIHI DARI SAHABAT, AG!".Agni langsung berlari menuju ruang guru.

"hmm... baiklah, agni... jangan lupa. Istirahat di rumah ya!" ujar bu Zahra. agni mengagguk kecil.

>SKIP

Agni pun menuju area parkir. Sebenarnya area parkir dengan lapangan basket bersebelahan. Agni pun melihat Cakka bertanding sekilas. Cakka hanya melirik Agni. Agni pun langsung berlari menuju kakaknya, Obiet. Obiet menjemput Agni dengan mengunakan mobilnya, Agni pun masuk ke dalam mobil. Obiet langsung mnejalankan mobilnya. Di sepanjang perjalanan, mereka hanya hening.

"Kak, gue masuk dulu ya! Thx dan maaf, kak!" ujar agni. Ia pun langsung menuju kamarnya. Ia membuka pintu kamarnya lalu menutup kembali. Agni pun merebahkan tubuhnya dikasurnya yang empuk. "ARRGHHH!!! GUE BENCI CAKKA KAWEKAS NURAGAAAAAAA!!! MENDINGAN GUE TIDUR!" teriak Agni di kamarnya. Obiet yang mendengar dari bawah, hanya geleng-geleng mendengar teriakan Agni.

>SKIP

Cakka langsung mengebrak pintu rumah Agni. Obiet yang sedang bermain PS pun refleks langsung membanting stik PS-nya.

"Woy, Cak, main ngebrak aja tuh pintu! Rusak woy! Gara-gara lu juga, nie stik PS gue jadi kebanting, kan!" ujar Obiet ketus. Cakka hanya cengar-cengir. Obiet hanya geleng-geleng.

"Agni mana, Biet?" tanya Cakka. Obiet pun langsung menghampiri Cakka lalu menoyor Cakka.

"Udah bikin Agni nangis dan teriak enggak jelas, ngebrak pintu, stik PS-nya kebanting ini manggil gue, Obiet lagi! Panggil gue, KAKAK!!!" ujar Obiet jengkel. Cakka hanya manggut-manggut.

"Emangnya Agni kenapa sih?" tanya Cakka lirih.

"Nangis!" balas Obiet cuek.

"Kok nangis?"

"Kan gara-gara lu!"

"Ah masa sih?" Obiet kembali menoyor Cakka.

"Biet eh, Kak, lama-lama nie otak gue miiring! lu toyor-toyor mulu sih!"

"HEhehe.. pis... sana deh lu ke kamar Agni..." ujar Obiet lembut. Cakka pun langsung ngeloyor ke kamar Agni.

"Ckckck..."

KREEKKK...

Cakka membuka pintu kamar Agni dengan pelan. Ia melihat Agni sedang tidur dengan pulas.

"Ag, maafin gue..." ujar Cakka lirih. Ia pun melihatlihat kamar Agni. Ia menuju meja belajar Agni dan membuka laci. Mata Cakka bebinar-binar ketika melihat sebuah liontin berbentuk love dan ia melepas kalung yang dipakenya yang berbentuk kunci. Lalu menyambungkan kembali, kunci itu dengan love.

"Agni masih nyimpen..." ujar Cakka lirih.

"HOAMMMM..." Agni pun bangun dari tidurnya. Cakka menoleh pada Agni. Ia mengucek-ucek matanya lalu menoleh ke arah meja belajar. Agni kaget melihat Cakka sudah ada di kamarnya. Cakka tersenyum manis ke arah agni. agni pun menghampiri Cakka. Ia langsung mengambil liontin miliknya itu dari tangan Cakka.

"BALIKIN LIONTIN GUE!" seru Agni kesal. Cakka masih tetap tersenyum.

"Ternyata lu masih nyimpen, Ag... kenapa lu enggak bilang, Ag?"

"Buat apa gue bilang? LU juga enggak bakal peduli, Cakka!" Cakka langsung memeluk Agni.

"Gue sayang lu lebih dari sahabat..." bisik Cakka pada Agni. Agni tertegun mendengarnya. Lalu tersenyum.

"Apa buktinya?" tantang Agni. Cakka pun berpikir sebentar.

CUPP... Cakka mencium pipi kanan Agni. Mata agni melotot. Pipinya dibuat merah oleh Cakka. Cakka hanya cengar-cengir.

"Lu mau enggak jadi pacar gue, ag?" ujar Cakka. Agni menggeleng cepat. Cakka melihat agni dengan tatapan kecewa.

"Gue cuma mau jadi pendamping lu selalu..." balas Agni.


SU,BER FBFC---> http://www.facebook.com/alviayoshill

The dark Year For Shilla

The Dark Year for SHILLA



“Dear Diary,

Gue gak tau deh! Kenapa di tahun ini gue tuh gak Hoki banget. Mulai dari Asmara, Keuangan, dan yang paling ngeselin lagi, gue di tipu sama Sahabat gue sendiri. Tapi, itu semua gak membuat gue sedih. Gue masih punya kalian semua teman- temanku!!! Walo kurang beberapa bulan lagi, gue bakal ninggalin bangku SMP dan berpindah ke Putih Abu- abu dan Sepatu Kets. Tapi, gue baru ngerasa kalo kalian semua tuh punya chemistry. Gue seneng temenan sama kalian. Sama, Genk Gue BLINK, temen- temen gue yang wajahnya unik- unik. Pokoknya se-nyebelinnya kalian. Kalian semua adalah Temen Sejati gue. Dan, gue sulit banget ngelupain masa SMP gue ini.”



Diary berwarna Ungu yang bermotif mickey mouse itu ditutup rapat oleh Shilla. Gadis cantik sekaligus pendiem dan setengah nyebelin itu segera nyimpen temen curhatnya itu biar gak ketauan orang. Shilla sangat percaya ramalan. Sampai- sampai dia ngeramal hari- harinya. Dengan cara, jika hari ini dia sial, berarti dia besok gak, dan seterusnya. Shilla sekarang duduk di kelas 9.1. Dia masih SMP.

“Lima Bulan yang lalu. Ini handphone bunyi terus. Sekarang udah gak ada apa- apanya lagi. Sial bener sih nasib gue? Cowok gak punya, sahabat udah khianatin gue, mantan juga dah minggat. Udah gak ada lagi yang peduli sama gue. Gue benci hidup ini!” Keluh Shilla melihat display handphonenya. Emang udah lima bulan dia gak kontak sama temen deketnya Rio. Dulu, kalo Rio lagi ada masalah, yang sering bantuin Cuma Shilla doang. Sekarang saat Shilla punya masalah, Rio udah gak peduli. SMS aja gak pernah di bales. Padahal, Rio dulu sempet suka sama Shilla. Cuma karna dia gak enak hati sama sahabatnya Dhea. Shilla terpaksa nyuekin perasaan Rio tersebut. Dan mungkin inilah hukum karma yang berlaku bagi Shilla.



***

Keesokan harinya…



Banyak banget teman- temannya pada ngeluh masalah cowoknya masing- masing. Yang inilah, yang itulah. Shilla Cuma bisa diem sambil ngangguk- ngangguk gak jelas. Dia bener- bener Jomblo gak Keren. Dan saat pulang sekolah. Udah banyak banget, pemandangan yang udah gak asing lagi bagi Shilla. Sepeda motor berjajar rapi di depan sekolah. Remaja- remaja yang pake seragam putih abu- abu alias SMA udah pada menunggu kekasih hatinya.

Saat itu, Shilla jalan bareng sama temennya Acha.

“Lo di jemput Ozy, Cha?” Tanya Shilla datar.

“Iya. Lo di jemput bokap lo?” Jawab Acha nyengir. Dan Shilla Cuma mengangguk pelan. Gak berapa lama, udah ada

motor Vixion berhenti di depan Shilla dan Acha. Ternyata Ozy!

“Duluan, ya?” Kata Acha sambil tersenyum manis.

“Oke!” Jawab Shilla masam. Shilla Cuma bisa ngeliat pemandangan itu dengan setengah sebel. Hampir semua temen- temennya udah punya gebetan. Cuma dia doang yang gak laku. Dan, lagi- lagi di jemput sama bokap.

Sore harinya…

Shilla jalan- jalan menuju Café-nya Cakka. Cakka adalah kakak kelas Shilla waktu SD. Udah lama sih gak ketemu, gara- gara dulu ada acara bodoh. Jadi ketemu lagi.

“Wajah lo kenapa? Lucut banget?” Tanya Cakka sambil menyodorkan Es Capuccino.

“Biasa. Perempuan paling Bodoh lagi kena sial. Emang gue nyebelin ya? Sampe- sampe banyak banget orang yang pergi dari gue?” Kata Shilla sewot.

“Lo gak nyebelin. Cuma terkadang, lo tuh terlalu cuek sama orang. Coba kalo lo sedikit peka gitu!”

“Peka gimana? Temen- temen gue pada curhat sama gue, gue layani. Walo gue sedikit sebel. Soalnya, yang diomongin Cowok mulu. Gue bingung aja, kenapa di Tahun 2011 ini gue gak Hoki banget. Gue benci, Cakk!!!” Jelas Shilla.

“Masalah Rio?”

“Gue bingung, gue dulu gak minta dia buat njadi’in gue sahabatnya. Dia sendiri yang nganggap gue. Emang, ini Cuma sebatas sahabat. Tapi, di khianati dan di tipu sahabat tuh sama menyakitkannya juga sama di tipu cowok. Gue gak paham sama dia. Apa salah gue sampe semua yang gue beri. Dia Cuma nganggep sebuah pengkhianatan. Gue bener- bener gak jauh pikir. Lo liat sekarang INBOX gue kosong!!! Gue sebel, Cakk!!!” Jelas Shilla sambil menyodorkan handphonenya.

“Udahlah, Ka!!! Lo gak usah terlalu mikirin masa lalu deh! Kalo lo terus ngeliat belakang, kapan lo bisa nemuin pengganti Rio? Gue aja yang di kecewain sama Oik, gue tenang- tenang aja.”

“Iya gue tau. Semakin gue pengen ngelupain semua bayangan itu. Gue malah inget terus!! Gue juga sebel, waktu gue lagi harmonisnya sama Rio. Banyak banget yang SMS gue. Kayak temen lo Debo, terus lo, terus Iel. Sekarang, ilang satu ilang semua! Gue gak semangat hidup, Cakk!” Kata Shilla.

“Sabar aja, deh! Gue juga gak bisa bantu lo apa- apa. Selain kayak gini. Eh…bentar lo disini. Ada yang datang!!!” Kata Cakka beranjak pergi menuju depan. Karena penasaran, Shilla mencoba menoleh ke belakang. OMG! Rio!

“Lagi ngapain lo? Ngobrol sama cewek nih kayaknya?”Kata Rio.

“Hah? Eeee…” Jawab Cakka bingung. Tiba- tiba, belum sempet Cakka ngejelasin semuanya, Rio beranjak menuju meja yang di tempati Shilla. Wajah Shilla seketika merah malu, tubuhnya bergetar.

“Shilla?” Seru Rio kaget. Wajah Shilla langsung menoleh kearah Rio yang kaget. Sambil setengah gugup dan tegang, Shilla berusaha buat tersenyum.

“Hai?” Sapa Shilla cengengesan.

“Hai juga. Gue kira lo tadi temennya Cakka. Ternyata lo! Gimana kabar lo? Lama gue gak jumpa sama lo!” Kata Rio datar.

“Baik kok!”

“Gilaa, lo ngapain di cafenya Cakka? Kayak orang pacaran aja!!!”

“Kita emang udah jadian kok!!!” Seru Cakka tiba- tiba. Seolah- olah itu emang faktanya. Mata Shilla terbelalak kaget. Rio yang demikian tadi santai- santai kini berubah menjadi kaget.

“Wahh…gak nyangka gue. Lo bisa juga ngelupain Oik. Terus ngedapetin Sohib gue!” Kata Rio. Mendengar ucapan Rio barusan, membuat hati Shilla terasa sejukk mendengar kata Sohib dari mulutt Rio.

“Ya…gitu deh! Kita udah jalan Tiga bulan ini. Iya kan, Shill?” Kata Cakka sambil melihat Shilla. Lalu, Shilla menggangguk pelan.

“Eh…gue ada les. Gue pulang dulu. Bye Cakka, bye Rio!!!!” Kata Shilla langsung ninggalin mereka berdua yang lagi bingung.



***



Malam Harinya…



Shilla sibukk browsing Internet. Hal inilah yang biasa dilakukannya kalo dia lagi boring dirumah. Buka Facebook, Blog, chatingan. Pekerjaan Jomblo yang tidak keren. Tiba- tiba, konsentrasinya menulis Blog-nya buyar setelah ada seseorang yang masuk kamarnya.

“Ngapain lo kesini?” Tanya Shilla Judes.

“Mau pinjem LipGloss! Lo malam minggu gak keluar?” Jawab Sivia kakaknya.

“Ngapain keluar? Remaja yang baik dan benar tuh lebih baik ngerjain sesuatu dirumah daripada keluar pulang membawa tangan kosong. Buang- buang waktu tau!” Jawab Shilla.

“Oh…iya! Lo belum punya gebetan, ya? Kasian banget sih adek gue ini. Umur lo tuh 15 tahun. Cepet- cepet deh lo cari gebetan sebelum lo ntar nyesel. Apalagi ngeliat sifat lo yang pendiem, dingin, cuek. Mana mau cowok sama lo!” kata Sivia sambil ngolesin LipGloss di bibirnya. Mendengar ucapan Kakaknya yang sangat ngrendahin dirinya. Wajah Shilla geram.

“Kalo lo disini Cuma mau buat berantem kagak usah kayak gitu deh! Gue gak mau gonta- gonti cowok. Gue gak kayak lo yang tiap hari ganti cowok. Dasar PlayGirl. Liat aja ntar suami sapa yang paling ganteng dan imut kayak Kim Bum atau Robert Pattinson. Pasti juga gue. Selera lo kan yang local punya kayak Alvin tuh.” Kata Shilla melawan Kakaknya.

“Terserah deh lo mau ngomong apa! Inget ya, walaupun tuh cowok seganteng Brad Pitt, Se imut Kim Bum. Tapi kalo lo gak nyaman. Mau gimana lagi? Berarti lo gak cocok. Udah…ya, Alvin dah nunggu tuh. Thank’s LipGloosnya. Bye…!!” Kata Sivia ninggalin Shilla yang masih marah mendengar ucapan Kakaknya yang bener- bener ngrendahin dia.

Beberapa menit kemudian, Handphone Shilla berbunyi. Cakka!

“Hallo?” Sapa Shilla.

“Hey…belom tidur lo?” Kata Cakka di seberang telepn.

“Belum. Masih ON LINE. Lo tumben telfon gue. Ada apa?” Tanya Shilla penasaran sambil me Log Out Facebooknya.

“Perkataan gue tadi sore lo gak marah kan? Gue ngomong kayak gitu, soalnya gue kasian sama lo! Makanya biar Rio tuh ngerasain apa yang lo rasain!!!” Jelas Cakka.

“Gak papa kok. Lagian gue percaya lo bilang kayak gitu pasti ada sesuatu yang penting dan pasti ada alasannya!!! Lo gak keluar?”

“Ngapain keluar? Lebih baik jaga’in Café gue, yang kalo malam minggu selalu rame!! Oh…iya, sebaiknya lo gak usah mikirin pacaran dulu deh!!!”

“Kenapa?”

“Masa depan kita tuh masih panjang. Sebaiknya kita manfaatin buat hal yang penting. Jangan pacaran mulu. Lagian kalo lo iri sama temen- temen lo yang punya pacar, belum tentu temen lo nyaman sama pacarnya. Malah justru sebaliknya, temen lo pengen kayak lo yang Jomblo. Terus masalah Rio. Lo lupain deh! Lo tuh buang- buang energy lo aja mikirin cowok kayak anak kecil itu.” Jelas Cakka.

“Iya, lo bener, Cakk!!! Gue juga baru nyadar barusan. Kalo Jomblo itu lebih menyenangkan, soalnya gak ada yang ngelarang kitta berbuat yang kita mau!!!” Kata Shilla .

“Lagian, kalo kita mau neliti, urutan pacar tuh di hidup ini bawah sendiri. Yang paling atas Tuhan. Tapi, anak sekarang yang paling atas pacar. Lupa diri semua!!!” Kata Cakka menasihati.

“Thank’s, ya? Udah mau jadi penasihat gue. Gue seneng deh ada yang nasehatin!!!”

“Ya..udah, dah jam 10 tuh. Gue bobok dulu. Capekkk!!! Bye…” Kata Cakka mematikan telfonnya. Dan Shilla segera memejamkan matanya.



***



Hari Senin Pagi….



Pagi- pagi rumah Shilla udah di gemparkan dengan suara Shilla yang lantang. Bokapnya mendadak nyuruh Shilla naek angkot atau taksi. Katanya hari itu, bokapnya mau ke Bandung ada rapat dinas.

“Kalo ngomong tuh dari tadi malam. Jadi, Shilla tuh bisa sms Acha. Nyebelin banget, sih! Mana ada pula angkot jam segini, apalagi ini kan bukan jalannya angkot lewat!”

“Ya…udah naik taksi aja. Ntar uangnya Mama ganti!!!” Kata Mama Shilla. Ganti- ganti, paling ntar juga gak diganti. Dasar punya nyokap pelit banget! Batin Shilla ngomel sampai di depan rumah. Dia clingak- clinguk. Jalanan sepi banget, mana ada angkot yang lewat sini. Mana udah jam setengah tujuh. Upacara pula.

Saat Shilla kebingungan dan hampir berjalan menuju jalan raya yang jaraknya 2 Km dari rumahnya. Tiba- tiba, ada sepeda motor Satria warna Biru. Shilla melihat kayaknya anak SMA. Helm Arai yang menutupi semua wajah cowok itu dibuka. Ternyata Cakka!

“Lo mau kemana? Jam segini lontang- lantung. Gak sekolah, lo?” Tanya Cakka.

“Sekolah. Lagi cari taksi. Makanya gue mau jalan ke jalan raya. Kalo disini susah cari taksinya. Lo ngapain lewat sini?”

“Biar deket aja. Ya…udah nebeng gue aja. Lagian arah sekolah kita sama kan? Yukk…!!” Kata Cakka.

“Nebeng lo?” Tanya Shilla. Dan Cakka hanya mengangguk pelan.

“Gak ngerepotin lo? Ntar lo telat?” Tanya Shilla.

“Udah kebanyakan ngomong lo. Buruan ambil helm lo. Udah jam 7 kurang nih!!!” Kata Cakka mendorong Shilla buat masuk kembali ke dalam rumah untuk mengambil helmnya. Dan, langsung ninggalin rumah Shilla menuju Sekolahan Shilla.

“Thank’s, ya???” Kata Shilla saat Shilla turun dari motor Cakka.

“Sama- sama. Pulang naek apa lo?”

“Tauk. Naek angkot kalo gak ojek. Abis bawa helm, sih!!!”

“Yaudah…ntar nebeng gue aja. Gak papa kok!!! Jam satu kan pulang lo? Ya..udah, bye…!!!” Kata Cakka langsung ninggalin Shilla yang kaget denger tawaran Cakka itu. Mimpi apa gue semalem? Batin Shilla.

Saat Shilla masuk di kelasnya. Tiba- tiba, temen- temennya pada liatin dia dengan ekspresi kaget setengah seneng setengah ANEH.

“Sekarang sama Satria, Shill?” Tanya salah satu temennya.

“Apa maksud lo ngomong kayak gitu?”

“Iya. Yang tadi, Shill!! Tapi, gak papa kok. Cakep juga pilihan lo!”

“Dia bukan sapa- sapa gue. Udah deh gak usah GOSIP yang aneh- aneh. Gue lagi BT nih!!” Kata Shilla marah.



***



Sepulang Sekolah…



Shilla berjalan keluar bareng Acha. Temannya yang saat itu juga di jemput sama Ozy.

“Lo di jemput sama Cakka itu lagi, Shill?” Tanya Acha.

“Iya. Lo di jemput Ozy?” Tanya Shilla setengah malu- malu. Lalu Acha mengangguk pelan. Beberapa saat kemudian, sebuah motor Satria biru berhenti di depan Shilla. Ternyata Cakka!

“Gue duluan, ya?”

“OK! Hati- hati.” Kata Acha tersenyum seneng. Shilla lalu naik motor Satria itu dan langsung ninggalin sekolahan Shilla.

Setelah Sampai di Rumah Shilla.

“Thank’s udah nganterin gue! Sering- sering aja lo kayak gini.” Kata Shilla setelah sampai dirumahnya.

“Iya. Sama- sama. Kita kan teman harus saling membantu. Udahh…ya, gue mau langsung latihan bola. Bye…!!” Kata Cakka langsung ninggalin Shilla yang saat itu kepanasan berdiri di depan rumahnya.

Sore Harinya…

Sekitar pukul 6 Sore dia baru mandi. Sambil ngibas- ngibasin rambutnya, dia ngecheck apakah ada New Notification masuk di Facebooknya. Ternyata gak ada, saat dia mau mengambil Vitamin rambut yang berada di meja riasnya. Tiba- tiba HP berbunyi.

“Siapa sih maghrib- maghrib sms. Paling juga Acha!” Gumam Shilla. Mata Shilla terbelalak kaget setelah mengetahui siapa yang SMS dia.

Hi, Shilla!!! Lagi apa, ehmm…bisa ketemuan gak? Rio J

Sender : +628xxxxxxxx12

“RIO???” Seru Shilla seneng campur kaget.


SUMBER FBFC---> http://www.facebook.com/alviayoshill

Jadi Gila! (YOSHILL)

"Apa sih, Yo! Udah deh!" Shilla melepas rangkulannya dengan Rio. Rio mngerutkan keningnya.

"NApa sih lu, Shil... Kok kayaknya gimana gitu ama gue..." ujar Rio. Kini ia mengacak-acak rambut Shilla. "Please Yo, berhenti giniin gue..." ujar batin Shilla.

"Perasaan lu aja kali, Yo..."

TINNN!!! TIInN!!! TIINN!!!

"gue duluan ya, Yo! Bye!" Shilla pun meninggalkan Rio yang masih cengo dengan tingkah Shilla.

***

"Sumpah, gue galau banget! Argghhh... Sial!" teriak Shilla di dalam kamarnya. Ia menghempaskan tubuhnya di kasur dengan keras.

"Gue harus berubah!" tekad Shilla. Shilla mulai beres-beres.

***

Shilla membuka facebooknya. ia langsung melihat wallnya Rio. Ia terperangah saat melihat status hubungan Rio. -Berpacaran dengan Alyssa Saufika Umari- Dadanya terasa sesak melihat kalimat itu. Ia berusaha untuk tidak menangis.

'Pernah ada rasa cinta antara kita kini tinggal kenangan... ingin ku lupakan semua tentang dirimu... Namun tak lagi tak seperti dirimu oh, Bintangku..." Shilla mendengarkan alunan nyanyi itu. Suara khas adiknya, Shanin. Shilla segera menuju kamar Shanin. Ia sedang melihat Shanin menangis sesengukan.

"Shan, kmu kenapa?" tanya Shilla. IA segera menghampiri adiknya lalu duduk disamping adiknya.

"Kak, aku... aku..." Shanin tak kuat berbicara.

"KEnapa, Shan... mungkin nanti kakak bisa cari jalan keluarnya..." ia tak tega melihat adiknya menangis seperti itu.

"Dayat, kak... dia mutusin, Shanin... Cuma gara-gara... hiks-hikss..." Shilla mengelus-elus punggung adiknya dengan lembut.

"Gara-gara apa, Shan?" tanay Shilla lembut.

"Gara-gara liat Shanin jalan ama Kiki... padahal Shanin jalan ama Kiki cuma karna mau beliin hadiah ulangtahun yang pas buat Angel, kak... Gimana nih, kak?" ISak Shanin. Shilla langsung memeluk Shanin.

"Mendingan kamu jelasin ke dia, Shan. Kalau enggak suruh Kiki dan Angel buat ngejelasin juga. Shan, kakak juga ngalamin apa yang kamu alamin." ujar Shilla bijak. Shanin melotot mendengar kata-kata Shilla.

"Kakak kenapa?" tanya shanin lembut yang masih dalam pelukan Shilla.

"Cerita enggak ya?" goda Shilla. Shanin langsung melepaskan pelukannya. Ia langsung manyun mendengar perkataan Shilla.

"Mukamu kayak bebek, Shan... Hahaha.." tawa Shilla renyah. Shanin langsung melemparkan bantal ke arah Shilla dan Shilla langung berlari ke arah kamarnya.

"Enggak kenaa... weee..." ujar Shilla sambil meleletkan lidahnya.

"SHILLLAAAA... AWASSSSS LUUU YAAAAA!!!" teriak Shanin kencang. Shilla tertawa mendengar teriakan Shanin.

***

Pagi-pagi ketika Shilla berangkat sekolah. Ia sudah diberi pandangan tak sedap antara Rio dan Ify yang sedang bermesraan di pos satpam. Mereka sedang saling suap pizza satu sama lain. Rio yang sedang makan mngedarkan pandangannya. Dilihatnya Shilla yang juga sedang melihatnya, Shilla langsung memalingkan mukanya ke bawah lalu menuju kelasnya. "aneh..." batin Rio.

"Yang, kamu kenapa? Kok bengong gitu?" tanya Ify manja. Rio tidak menjawab.

"YAng..."

"...."

"Yo..."

"MARIOOOO!!!" teriak Ify tepat di telinga Rio. Rio langsung mengusap-usap telinganya.

"Enggak usah pake teriak kale, Fy... Gue kagak budeg!" balas Rio kesal.

"Kok Rio jadi kasar gitu sih?" ujar Ify manja. Rio bergidik melihat tingkah laku pacarnya.

***

Shilla memasuki ruang kelasnya.

"Hy, Shil!" sapa teman-temannya serempak.

"Hai juga!" balas Shilla. Ia berusaha tersenyum.

"Napa lu, Shil?" tanya Via, sahabat karibnya.

"Biasa! Efek samping dari galau kali, Vi!" balas Alvin. Shilla langsung manyun dibuatnya. Via menatap Alvin dengan tatapan membunuh.

"Itu loh, Viii..." ujar Shilla lemas. Via mengangguk mengerrti.

"Apa hayooo? Main rahasia-rahasiaan nih ama gueee!" ujar Rio yang tiba-tiba datang dari belakang. Ia langsung merangkul Shilla membuat pipi Shilla merah.

"Apa sih lu, Yo! Awas!" Shilla segera melepaskan rangkulannya.

"Lu marah ama gue, Shil?" tanya Rio. Shilla langsung menuju bangkunya lalu menaruh tas dibawah samping kursi. Shilla mengambil bukunya lalu pura-pura membaca. Rio menghampiri bangku Shilla.

"Udah eh, Shil! Jangan pura-pura baca! Gue tau lu bo'ongan kok." ujar Rio santai. Shilla masih pua-pura sibuk membaca. Rio mengambil buku yang dibaca Shilla lalu menaruhnya disamping meja Shilla. Ia menatap Shilla tajam dan menekatkan ke arah Shilla."mampus lu, Shil." batin Shilla. Rio menaiki meja Shilla. "kok gue berdebar-debar ya?" batin Rio.

Tiba-tiba...

TETTTT TEEETTTT TTEETTT... Suara bel sekolah membuat Rio kaget dan bibirnya mengenai bibir Shilla dengan mulus. Rio, Shilla dan murid-murid lainnya kaget melihat kejadian itu. Rio langsung membenarkan posisinya. Ia mengaruk kepalanya yang tidak gatal untuk menutupi ke-saltingannya. Shilla berusaha menutupi semburat merah di pipinya.

"Wah, Ifynya mau dibawa kemana, Yo?"

"Asik bnget tuh..."

"Mauuu..."

"Pipi Shilla kayak lombok tuh!"

"Rio-nya ketagihan tuh!"

"RIO! SHILLAAA!" seru Ify dari ambang pintu. Shilla dan Rio menengok ke arah pintu. Ify berlari dengan cepat. Rio pun segera mengejar IFy.

"IFFYYY!!!" seru Rio. Shilla hanya terpaku diam di tempat.

***

"Kak, gue udah balikan sama Dayat. Ternyata saran lu ampuh ya, Shil!" Shil menoleh bentar ke arah adiknya lalu tersenyum kecil.

"Iya." balas Shilla singkat.

"Lu napa sih, kak?"

"Tau tuh!" Shilla mengangkat bahunya.

"Au ah! Nanti malam anterin gue ke rumahnya Dayat ya! Karena nanti malem ultahnya dia jangan lupa lu pake topeng juga! Coz pestanya pesta topeng.Siapa tau nanti lu dapet cowok disana! Disana juga ada kakaknya yang ganteng tapi masih gantengan sayat sih... Namanya kak Vano." cerocos Shanin sembari promosi.

"Shanin sialan!" ujar Shilla.

***

Malamnya.

"KAk, cepetan!" seru Shanin ketika di ruang tamu.

"Iya-iya! Bentar!" Shilla segera keluar dari kamarnya. Shanin ternganga melihat penampilan Shilla. Gaun setinggi lutut berwarna hitam-merah dengan sedikit manik-manik bunga, mahkota kecil di rambutnya dan topeng yang serasi.

"Yuk, Shan!" ajak Shilla.

"Lu beda bagnet, kak!" ujar Shanin. Shilla hanya tersenyum kecil..

>>>>>>>

"Hy, BEibh... Happy birthday ya! MAkin unyu-unyu deh, kamu!" ujar Shanin sembari menyerahkan kadonya kepada Dayat. Dayat hanya tersenyum kecil.

"Nih buat lu, Day! Awas lu bikin adek gue patah hati lagi!" ujar Shilla sambil menyerahkan kadonya. Dayat hanya terkekeh.

"Iya-iya,,, tenang aja nih!"

"Yukkk...Pestanya dah mau mulai." ajak Dayat. Shilla mengikuti adiknya dari belakang.

Tiba-tiba... TEEPPP!! mati lampu semua...

"Sejak pertama ku jumpa kamu

Tahukah kamu ku suka kamu

Namun bukan berarti ku tak tahu

Bahwa kau juga suka padaku



Cintamu itu tlah membutakan mata hatiku

Kini ku tak sanggup bila hidup tanpamu



Kau buat ku jadi gila

Saat kau juga bilang cinta padaku

Tak kuasa ku menahan rasa bahagia

Saat kau ucapkan cinta



Pesonamu bagai bulan purnama

Cinta pada pandangan pertama

Aku tak sanggup

Menahan gejolak cinta didalam diriku

Dan takkan ada yang



Sanggup memisahkan kita

Karna kan ku jaga cinta kita berdua



Kau buat ku jadi gila

Saat kau juga bilang cinta padaku

Tak kuasa ku menahan rasa bahagia

Saat kau ucapkan cinta



Kau buatku jadi gila

Saat kau juga bilang cinta padaku

Tak kuasa ku menahan rasa bahagia

Saat kau ucapkan cinta



Baby girl you’re so beautiful

From you’re head to your toe

I just gotta let you know that

You’re the 1 and 2, 3, 4 kiss

That i wanna have you



You want more

Okay me too

As long as you happy girl i’m with you



Till the rest of my life

Now please say yes

When i asked You to be my wife



Suara itu mengalun indah menyanyikan lagu RAN-JAdi Gila-

"Kok kayak suaranya gue kenal ya?" batin Shilla.

TEEPPP... Lampu kembali nyala. Seorang laki-laki mngenakan jas hitam-merah yang serasi dengan Shilla sedang memagang microphone.

"Ini gue nyanyiin buat orang yang gue sayang dan cintai... kira-kira dia mau enggak ya jadi pendamping gue?" ujar laki-laki itu. Shilla kembali mengingat-ingat suara laki-laki itu.

"RIO!" pekiknya.

"Ashilla Zahrantiara, mau enggak jadi pendampingku??"

"Aku mau, Mario stevano aditya haling!"

SEmuanya tertawa mendengar pernyataan YoShill...

SUMBER FBFC---> http://www.facebook.com/alviayoshill