Sabtu, 10 Desember 2011

Gara-gara Petasan (YOSHILL)

Shilla sedang jalan-jalan dengan Zahra. Tiba-tiba terdengar suara letusan petasan. DOR DOR DOR. Shilla langsung terkejut dan refleks menggenggam tangan Zahra dengan erat, Zahra pun juga menggenggam tangan Shilla erat. Keduanya sama-sama kaget dengan suara petasan itu. Tiba-tiba ada petasan yang mengarah ke shilla, JDOR! Jari kaki shilla pun terkena letasan. Shilla langsung meringis. Ia menatap geram anak-anak yang sedang bermain petasan. Zahra hanya mengelus-elus dadanya. Shilla mengambil bata sebesar telapak tangan dan menggenggamnya. Lalu ia menghampiri anak-anak byang sedang bermain petasan. Ia menatap anak-anak itu dengan tatapan membunuh.

"Woy, siapa yang tadi nyalain petasan?" tanya Shilla geram. Semuanya menghentikan aktifitas bermain petasan. Anak-anak itu hanya menunduk.

"SIAPA???!!!!" teriak Shilla garang. Anak-anak saling tunjuk. Shilla pun melihat ada anak yang bersembunyi di belakang temannya. Shilla pun menghampiri anak itu dan hampir saja ia membanting bata itu di depan anak itu, padahal Shilla hanya pura-pura.

"WOY! CEWEK GILA! MAU LU APAIN ADEK GUE!" teriak orang itu, yang memang adalah 'Kakak' dari anak yang tadi bersembunyi. Anak itu langsung berlari menuju kakakknya. Ia bersembunyi di belakang badan kakaknya.

"WOY! TANYA DONG AMA ADEK LU!" ujar Shilla tak kalah keras. Laki-laki itu menoleh ke arah adiknya. adiknya itu hanya cengar-cengir.

"Apa yang tadi lu lakuin, Zy?" tanya kakaknya. Anak yang bernama Ozy itu menunduk dalam-dalam.

"Tadi gue, abis nyalain petasan, kak..." ujar Ozy lirih. Kakaknya menepuk pundak adiknya.

"Udah, enggak apa-apa, cepet minta maaf sana." ujar kakaknya itu. Ozy mengangguk lemah, ia pun menghampiri Shilla dengan langkah gontai.

"Kak, every dorry giri-giri makan tenggiri eh adanya ikan teri gue Ozy, cowok simpati mau minta sorry..." cerocos Ozy panjang. KAkaknya, Shilla dan Zahra hanya cengo tidak mengerti yang Ozy bilang. Sementara, teman-teman Ozy sudah memaklumi kelkuan Ozy yang rada error, banyak virusnya.

"Lu ngomong apa, Zy?" tanya Shilla bingung. Ia sudah meredakan amarahnya. Ozy hanya garuk-garuk kepala.

"Au ah, kak Rio... Lu aja yang bilang!" rujuk Ozy manja kepada kakaknya, Rio. rio hanya mendengus kesal. Adiknya ini memang sangat menyusahkan, walaupun begitu Rio sangat menyayangi adiknya yang satu ini.

"Mbak, saya minta maaf atas kelakuan adik saya ya, mbak.." ujar Rio sesopan mungkin. Shilla mengerutkan keningnya.

"Mbak-mbak, lu kira gue udah tua! Trus ini kaki gue gimana??? susah buat jalan tau!" cibir shilla kesal. Rio hanya manyun sedangkan Zahra diam.

"Ya gue kagak tau lah! Salah lu sendiri! Kenapa lu jalan enggak liat-liat!" ujar Rio tak kalah ketusnya. Ozy pun mencium bau akan terjadi peperangan.

"Ya salah adik lu lah! Udah tau orang lagi jalan malah nyalain petasan ke gue!" ujar shilla geram. Rio pun menyipitkan matanya.

"Adik gue kagak sengaja. Lagian tuh masih ada temen lu!" ujar Rio.

"ENGGAK! POKOKNYA LU TANGGUNG JAWAB!" seru shilla geram.

"Eh, eh,, kok gitu sih! Emangnya gue lakuin apake lu? Hamilin lu?" ujar Rio ketus. Shilla menoyor Rio.Ozy menahan tawa, Zahra malah sibuk BBM'an.

"Omes lu! Bukan itu dodol! Adik lu kan mengalihkan pertanggung jawabannya ke lu, ya jadi lu yang harus tanggung jawab!" ujar shilla geram. Rio berpikir sebentar.

"Emangnya adik gue ngelakuin apa ke lu?" tanya Rio polos. Rio pun mendapat tiga toyoran sekaligus. Rio pun mengelus kepalanya yang menjadi korban amukan dari Zahra, Ozy dan shilla.

"Bodoh amat sih, kak! Malu-maluin!" bisik Ozy. Rio pun melototin Ozy.

"Iya, nih. Betul kata Ozy, apa emang udah dari dulu ya, zy?" ujar zahra. Ozy mengangguk.

"Kayaknya emang bawaan dari kucing tetangga sih gitu." balas Ozy. Zahra pun menarik tangan Shilla, ia menuntun shilla pulang.

"Udah ya, Shil, dah sore..." ujar Zahra. Shilla pun hanya mengangguk pasrah.

"MAAF YA, KAK!" teriak Ozy. Shilla tidak mengubris teriakan Ozy, sdangkan Zahra malah tersenyum tipis.

"Idih... ngapain minta maaf ama tuh cewek sensitip." ujar Rio sembari masuk ke dalam rumahnya, Ozy pun mengikitu dari belakang. Ia memberi isyarat kepada temannya untuk tidak ikut bermain petasan kembali.



>SKIP



"Assalamualaikum..." seru Shilla. Ia jalan menuju kamarnya dengan menyeret kakinya. Ray yang sedang menonton tv di ruang tengah, tertawa melihat kakaknya berjalan seperti itu.

"HAhaaha... kenapa lu, kak?" tanya Ray. Shilla langsung mengebrak kamarnya. "ih, aneh banget..."

"ANEH-ANEH! MUKA LU YANG ANEH, RAY!!!!" teriak Shilla enggak jelas dari dalam kamarnya. Ray langsung tertawa terbahak-bahak, ia pun melanjutkan menonton tv.

Tiba-tiba suara telepon rumah Ray berdering dengan sigap Ray mengangkat telepon itu.

"Assaamualaikum... Saya, Ozy. bisa bicara dengan Ray"

"Waalaikumsalah... YA bisa... dengan keperluan apa bapak menelpon saya? kangen yagh? Aih,,, Cuocok deh eke,,,"

"Jiahhh... PD lu tingkat doraemon, Ray! Gue boleh main ke rumah lu kagak?"

"HAhaha... Kagak kayak Shaun the ship aja, neng geulis? Hehehe... Boleh kok... Lagian gue juga boring..."

"Woke... Sip... ?Gue langsung ke rumah lu sekarang ya! Bye... Waskum... eh, kurang kiss... Muach..."

"Jiah,,, kiss balik deh, Muach.."

Ray pun menutup gagang teleponnya. Sebenarnya ia bergidik dengan tingkah laku sahabatnya itu. Yang Kadang-kadang sering error.



(beberapa menit kemudian) TING TONG TING TONG!!! Ray langsung membuka pintu rumahnya. Laki-laki itu melambaikan tangannya pada Ray.

"Hello, Sayang... Kangen enggak ama gue... Gue kangen banget ama lu!" Ray meringis melihat tingkah Ozy yang kayak banci. Ozy hanya cengar-cengir gaje. Ozy pun langsung nyelonong masuk ke rumah Ray. Ia duduk di ruang tengah.

"Zy, zy, kagak sopan amat sih lu ama gue!" cibir Ray. Ozy hanya tersenyum.

"Eh, Ray, sini deh! Gue mau curhat!" ujar Ozy. Ray pun menghampiri Ozy.

"Mau curhat apalagi? tentang Nova? Aurel? Oik? Acha atauuu... LINTAR?" ujar Ray, ia sengaja menekankan nama Lintar. Ozy bergidik.

"Idih... Ngapain gue curhat tentang Lintar... berrr...." Ray hanya tertawa. Ozy pun curhat tentang kejadian yang tadi dialaminya.

"Huahahahhaah... Kocak lu, Zy... Trus kak Rio gimana?" Ozy manyun.

"Ya gitu... Abis kakak-kakak itu pulang, gue langsung dihukum pancung ama kak Rio." ujar Ozy sok mendramatisir.

"Jiah... Kok lu masih idup, zy??!!" ledek Ray. Ozy hanya tersenyum kecut.

"Ray kucrut, Gue ambilin minum dong! Kaki gue sakit! Plisss..." teriak Shilla dari kamarnya. Ray hanya mendengus kesal.

"YAh, Kak... Gue lagi temenin temen gue!" balas Ray. Ozy hanya tertawa kecil.

"Lu dodol amat sih, Ray, Sekalian temen lu dikasih minum dong! huft..." Shilla pun keluar dari kamarnya. Ray menengok ke arah Shilla, Ozy pun juga.

"Eh, bocah sialan! Ngapain lu ke rumah gue!" ujar shilla. Ozy hanya cengar-cengir.

"Woy! Itu sahabat gue, kak! Emangnya lu dah kenal!"

"Oh, gue dah kenal! Gara-gara dia, kaki gue jadi kayak gini tau! Mana lagi kakaknya, Kagak waras!"

"Hehe, sorry kak... gue kan kagak sengaja..." ujar Ozy.

"Iya-iya... udah gue maafin kok! Ray, sana buat minum gih! Buat gue, Ozy sama lu!" ujar shilla menyuruh Ray. Ray pun beranjak menuju dapur. Shilla langsung duduk di samping Ozy.

"Eh, nama lu Ozy, kan?" tanya Shilla ramah. Ozy mengangguk.

"Sorry ya tadi gue kasar ama lu. Coz gini kalau gue lagi kagak enak badan." ujar Shilla. Ozy mengangguk mengerti.

"Nama kakak, Zahrantiara, kan? Gue bingung manggil nama lu, kak! balas Ozy.

"Hehe... Panggil gue, shilla aja. Lu udah lama sahabatan ama Ray?" tanya Shilla. Ozy pun mengangguk. shilla dan Ozy pun asyik berbincang-bincang sampai tidak melihat Ray datang.

"Kacang-kacang-kacang! Pete-pete-pete! Ikan asin, ikan tenggiri, ikan bawal! Jengkol asoy-jengkol asoy!" ujar Ray. Shilla pun hanya tertawa. Ozy membantu membawakan minuman Ray.

"Thx, Zy!" Ozy hanya mengangguk.

"Eh, Kak Rio enggak ikut kenapa, zy?" tanya Ray. Shilla manyun.

"Hih... Ngapain lu bawa-bawa nama orang itu Ray! Hueks!" ujar Shilla pura-pura muntah.

Tiba-tiba ide jail muncul di otak Ray dan Ozy.

"Tadi kak Rio lagi mandi..." ujar Ozy menahan tawa.

"Ouh... badannya keren ya, zy... Enggak kayak kakak gue..." ujar Ray.

"Hihhhh... Rio cungkring gitu dibilang keren... Lu juga, Ray ngapain bawa-bawa nama gue! Lagian kayak lu enggak kecil aja!" balas Shilla sewot.

"Biasa aja kali, kak... Enggak usah sewot, kalau suka tinggal bilang! sok jaim lu!"

"Hih... ngapain gue suka ama dia!" ujar Shilla semakin panas. Ia pun kembali ke kamarnya untuk tidur. Ray dan Ozy tertawa terbahak-terbahak. mereka tos bersama.

"Ke kamar gue yuk, Zy!" ajak Ray. Ozy mengangguk. Ia mengikui Ray dari belakang. Ozy dan Ray sama-sama menyetel lagu lalu menggunakan earphonenya Ray.



TING TONG! TING TONG! Rio membuka pintu rumah Ray, karena tidak ada yang membukakan pintunya.

"OZY! RAY!" teriak Rio. Tetapi, Ray dan Ozy tidak mendengar suara Rio karena sedang mendengarkan musik dengan earphone. Rio pun memutuskan menuju kamar yang berasa di sebelah ruang tengah. "mungkin ray dan ozy ada di situ..."

KREEKKKK... Rio pun duduk di samping ranjang.

"Udahlah, Ray, Zy, kagak usah nutup-nutup pake selimut... Gue udah tau itu kalian kok..." ujar Rio. Rio pun membuka selimut.

'DEGH!'

Rio membelai lembut rambut shilla, "cantik juga ya... eh, nama lu tadi sapa ya? Maaf ya tadi gue kasar..." Tiba-tiba Rio mencium kening Shilla. Shilla yang sedang tidur merasakan deru nafas Rio. Ia membuka matanya. Ia kaget Rio sudah berada disampingnya dan mencium keningnya. Shilla pun menggenggam tangan Rio. Rio langsung melepas kecupan manisnya di kening shilla.

"Rio..." ujar Shilla lirih. Rio langsung membuang muka. "mati lah riwayat gue..." batin Rio

Tiba-tiba Shilla langsung memeluk Rio. Rio pun dengan ragu-ragu membalas pelukan Shilla.

"RIO... Gue kangen mama sama papa guee..." isaknya dipelukan Rio. rio pun tidak tega melihat shilla.

"Eh, eh, tenang dong... Mama dan Papa lu kerja buat lu sama Ray!" ujar rio. Rio pernah diceritakan oleh Ray asal-usul keluarganya.

"Huaaaa... Iyaaa..."

Tiba-tiba... KREEKKK... Ray dan Ozy muncul di depan pintu shilla.

"Zy, tutup mata lu, adegan diatas 69 tahun!" ujar Ray lebay, Ozy pun langsung menoyor Ray.

"Huaaa,,, Kakak gue romantis banget... mau..." ujar Ozy gregetan. Ray hanya cengengesan. Rio dan shilla masih tetap berpelukan.

"Asik banget ah!" cibir Ray. Ozy menambahkan... "gue ikutan ah..." Rio dan Shilla pun langsung melepas pelukannya.

Tiba-tiba Rio langsung menggenggam tangan Shilla tanpa memperdulikan Ray dan Ozy.

"Lu mau enggak jadi pacar gue?" tanya Rio hati-hati. Shilla pun mengangguk.

"Gue mau, Yo..." balas Shilla. Mereka pun berpelukan, Ray dan Ozy pun ikut-ikutan.

"Eh, ngomong-ngomong nama lu siapa ya?" tanya Rio pada Shilla. Rio pun langsung mendapat pelototan berjamaah.

"SHILLAAAAAAAA, dodol!!!" seru Ray, Ozy dan shilla serempak. Rio hanya garuk-garuk kepala yang tidak gatal.


SUMBER FBFC---> http://www.facebook.com/alviayoshill

Tidak ada komentar:

Posting Komentar