Sabtu, 10 Desember 2011

bantu CLBK antara ALVIA

"Kenapa lu, Vi?" tanya Shilla pada Sivia, sahabatnya. Sivia menggeleng kecil. Shilla langsung mengangkat dagu Via. Via mencoba memalingkan muka.

"Lu habis nangis ya, Vi?" vonis Shilla. Via hanya menggeleng.

"Jangan bohong!" ujar Shilla agak membentak.

"I-i--y-y-a-a-a..." ujar Via lirih, suaranya pun tersendat-sendat. Shilla langsung mengepalkan tangannya.

"Siapa yang bikin lu nangis? Dea? Zahra? Biar gue kasih pelajaran."

"Hiks-hikss... bukan semuanya..." jawab Via lirih.

"Terus siapa?" tanya Shilla.

"Alvin..." ujar Via. Shilla langsung mendelik.

"Lu enggak denger yang gue bilang?" tanya Shilla sedikit marah. Via menggeleng.

"Gue suka sama Alvin dan gue cinta dia, Shill..." ujar Via dengan sedikit berteriak. Shilla hanya tertegun mendengar perkataan Sivia.

"Oke gue tahu... gue minta maaf kalau ada kesalahan di omongan gue..." ujar Shilla. ia memegang tangan Via. Via mengangguk kecil.

"Lu paham kan, shil?" ujar Via. Shilla mengangguk. Via langsung memeluk Shilla. "Vi, maaf... gue bakal temuin Alvin, karena dia yang udah buat lu nangis..." ujar Shilla dalam hati.

TENG! TENG! TENG!

bel pelajaran pun di mulai...

Bu Dian membawa anak baru [?]. Bu Dian mempersilakan anak itu untuk memperkenalkan diri. anak itu pun maju ke depan.

"Ehem... nama gue Mario Stevadit. Kalian boleh panggil gue, Rio atau juga Adit. Tapi, gue lebih sering dipanggil Rio..." ujar Rio ramah. Anak-anak perempuan melihat Rio dengan kagum kecuali Shilla dan Sivia. Karena Sivia masih mengharapkan Alvin dan mengejar Alvin. Kalau Shilla karena dia tidak tertarik sama sekali dengan Rio yang belum di kenalnya sama sekali.

"Kamu boleh duduk di sebelah Alvin." ujar bu Dian. ia lalu menunjuk ke arah Alvin. Rio pun mendatangi meja Alvin.

"Gue duduk disini ya!" ujar Rio meminta izin.

"Silakan..." ujar Alvin dingin.

/SKIP!/

Teng! Teng! Teng! bel istirahat.

"Gue ke kantin ya! Lu mau ikut enggak?" tanya Via pada Shilla. shilla menggeleng. Via pun keluar dari kelas. di kelas tinggal Alvin, Rio dan shilla. Alvin dan Rio pun beranjak pergi dari kelas.

"STOP!!!" teriak Shilla. Shilla menghampiri Alvin dan Rio.

"Maksud lu apa, Vin?" seru Shilla. Rio yang di sebelah Alvin hanya melihat saja.

"Maksud lu? gue enggak tahu!" jawab Alvin santai. shilla makin geram.

/PLAK/ tamparan mendarat mulus di pipi Alvin. bibir Alvin sedikit berdarah. Alvin langsung mengelap bibirnya. Rio langsung menengahi.

"Stop! Ada apaan sih?" bentak Rio. Shilla melihat Rio dengan sinis.

"DIEM LU!" jawab Shilla dan Alvin dengan membentak. Rio pun hanya garuk-garuk kepala yang tidak gatal.

"Kenapa lu tolak Via, Vin? Padahal lu tau kan kalau Via suka lu dari dulu!" ujar Shilla sedikit membentak. Via melihat Shilla dari jendela. Alvin, Rio dan Shilla tidak tahu.

"Ok! Gue enggak suka dia... dia itu terlalu mengharapkan gue! Gue tahu kalau dia suka sama gue! Dan, cinta itu enggak bisa dipaksa, Shil! Gue juga lagi menunggu orang yang gue sayangi..." jawab Alvin.

"Emangnya siapa yang lu sayangi?" tanya Shilla ragu-ragu.

"Lu enggak bakal tau!" ujar Alvin ketus.Ia langsung menarik tangan Rio lalu beranjak pergi.

"Gue tahu! Pasti Aziz, kan!" jawab Shilla dengan berteriak. Alvin langsung berhenti, ia tertegun mendengar jawaban Shilla. ia menoleh ke arah Shilla."kok lu tau?" batin Alvin.

"Gila lu, Vin! Lu enggak pernah sayang lagi sama Aziz. Lu engak terima Aziz jadi pacar lu! BODOH!!!!" teriak Shilla sekencang-kencangnya. Sivia pun sudah tidak tahan melihat Shilla seperti itu. Sivia langsung datang.

"Udah yuk, shil..." ajak Shilla. Shilla pun hanya mengangguk kecil. Alvin melihat dengan tatapan kosong. Rio hanya diam. Via langsung melihat Alvin dengan tatapan sinis. Shilla langsung berdiri. Sivia langsung menarik kalungnya lalu memperlihatkan pada Alvin. 42V1N F0R3V3R itulah tulisan di kalung Via. Alvin melihat kalung itu dengan berkaca-kaca. Shilla dan Sivia pun meninggalkan Alvin dan Rio. Alvin langsung menekukkan kakinya. Rio merasa tidak enak melihat Alvin seperti itu.

"Yo... gue harus bagaimana?" tanya Alvin lirih.

"Sabar ya, Vin, gue bakal bantu lu kok..." ujar Rio menenangkan Alvin. Alvin hanya mengangguk lemas.

/SKIP/

Teng! teng! Teng! *bel mulu*

Shilla dan Sivia langsung masuk ke dalam kelas. Alvin melirik Sivia, Sivia langsung membuang muka. Rio langsung mengelus punggung Alvin.

"Sabar, Vin..." bisik Rio. Alvin hanya mengangguk kecil. Bu Lia langsung masuk ke dalam kelas.

"Hari ini saya akan memberi tugas kalian!" ujar Bu Lia. "biasanya juga langsung ngasih tugas." batin Shilla. Rio melirik ke arah Shilla. "cantik juga..." ujar Rio lirih. Alvin pun melirik ke arah Rio.

"Lu suka sama shilla?" tanya Alvin lirih.

"Iya..." ujar rio tidak sadar. Alvin langsung cekikikan. Rio pun menyadari, ia menoleh ke arah Alvin.

"Kenapa Lu?" tanya Rio yang sudah sadar.

"Hihi... tadi lu bilang kalau lu suka sama Shilla." ujar Alvin sedikit menekankan kata Shilla. Shilla pun langsung melihat ke arah Alvin. Alvin langsung cengengesan.

"Ah...sialan lu, Vin,,," balas Rio tersipu-sipu.

"Kalian harus berkelompok untuk membuat relief..." ujar Bu Lia.

"kelompok 1 : Dea, Zahra, Sion dan Gabriel, kelompok dua : Shilla, Sivia, Rio dan Alvin... dan bla..bla.." Bu Lia meneruskan pembacaan pembagian kelompok.

"Ah, sial! kenapa harus sama duo jengkelin itu sih?" ujar shilla.

"Tenang, Shil..." ujar Via lembut. Shilla hanya mengangguk kecil.

Sedangkan Alvin dan Rio malah bertos ria...

"Kumpulkan besok!" ujar bu Lia tegas. Semuanya hanya melongo. "Ngek? bsok?"

"Bu jangan besok lah...?" ujar salah satu anak. "betul, Bu..." ujar anak yang lain.

"Oke, oke, jadi besoknya lagi... gimana?" tanya bu Lia pasrah.

"BAIK, Bu..." jawab anak-anak seperti regu koor.

/SKIP/

pulang sekolah.

"Shil, gue pulang duluan ya! Nanti sore kita kerjainnya!" ujar Sivia meninggalkan Shilla. shilla pun hanya mengangguk lemas. ia masih menunggu jemputan.

Drtt..drtt... Hp Shilla bergetar... ada sms masuk...

Shil... mama dan papa enggak bisa jemput,,, karena sedang ada pekerjaan di KL. Maaf ya, Say...

Shilla pun langsung menutup hpnya.

"Sial..." ujar Shilla lirih.

"Shil, bareng gue aja yuk!" Shilla pun menoleh ke arah suara.

"Enggak!" ujar Shilla ketus.

"YA udahlah... udah sepi... gue pulang dulu ya!" ujar anak itu. Shilla pun langsung mengekor di belakang anak itu.

"Ehemm... katanya enggak mau..." ujar anak itu yang ternyata Rio. Shilla hanya cengengesan.

"Yuk, yayang Chihil..." ujar Rio genit. Shilla langsung menjitak kepala Rio.

"Yayang-yayang! Pala lu peyang!" balas Shilla kesal. Rio langsung menarik tangan Shilla. ia langsung mengendarai motornya. Shilla hanya senyam-senyum sendiri.

"Lu tau rumah gue?" tanya Shilla ragu-ragu. Rio menggeleng.

"Trus lu mau kemana? trus gue gimana? gue belum makan... ntar pembantu gue nyariin lagi.. aduh gimana????" cerocos Shilla. Rio pun langsung ngebut.

/SKIP/

"Woy! Ini rumahnya siapa?" tanya Shilla kesal, karena belum nyampe rumah. Rio langsung menarik tangan Shilla. ia membuka pintu rumah.

"Rio Pulang!!!" teriak Rio. Perempuan paruh baya pun datang.

"Eh, Rio... bawa siapa, Yo? pacar ya? Anak bunda cepet amat dapat pacar..." ujar wanita itu. Shilla pun langsung salting.

"Udah lah, bun... dia temen Rio kok... bukan pacar Rio... tp lagi..." omongan Rio langsung dipotong Shilla.

"Lagi mau ngerjain tugas bareng kok, tan..." ujar Shilla. ia langsung mendelik ke arah Rio. "bisa aja lu, Shil...padahal kan gue mau bilang kalau kita lagi PDKT" batin Rio.

"Ouh... gitu... ya udah... bunda masuk dulu ya, Yo..."

"Siippp, bunda.." ujar Rio.

"Yuk, Shil, ke kamar gue..." ujar Rio. ia langsung menarik tangan Shilla. Ia membawa Shilla ke kamarnya.

"Woy, mau ngapain lu bawa gue ke kamar lu?" tanay Shilla marah. Rio langsung menaruh telunjuknya dibibir Shilla. Shilla pun menatap wajah Rio.

"Gue mau ganti baju dulu ya! Lu duduk-duduk atau liat-liat juga enggak apa-apa. tapi jangan dirampok. jangan buka kulkas!" ujar Rio. Rio meninggalkan Shilla ke kamar mandi. Shilla pun berkeliling ke sudut-sudut kamar Rio. Akhirnya, Shilla pun capek sendiri.

"Ah, haus gue... minum ah.." ujar Shilla. ia membuka kulkas milik rio. Shilla pun hanya mengangga. 'kulkas isinya chitato semua???" batin Shilla. Rio pun keluar dari kamar mandi. Rio pun langsung mendatangi Shilla dan menutup pintu kulkasnya.

"Chilla, gue udah bilang, jangan buka kulkas gue... ujar Rio gemas. ia mencubit pipi Shilla.

"Aw...sakit RIGIL! Gue tadi haus..." ujar Shilla.

"RIGIL?" tanya Rio. Shilla pun menutup mulutnya.

"Rio Gilaaa..." ujar Shilla santai. Rio pun akan segera menoyor Shilla, tapi tiba-tiba ada sms masuk dari hpnya.

Drtt..drtt...

Yo, lu dimana? gimana acara kita belajar kelompok?

-Alvin J.S-



Rio pun membalas sms Alvin.

Sorry, Koh, gue kagak bisa. Lu buat sama Shilla dan Sivia dulu aja ya! ntar besok gue terusin...



"wkwkwk...lu enggak tau sih kalau Shilla kan ada di sebelah gue..." batin Rio.

"Eh, Shil, gimana kalau kita satuin Alvin sama Sivia lagi?" tanya Rio pada Shilla yang sedang memakan chitato Rio. Shilla tidak menjawab, Rio pun menoleh ke arah Shilla.

"Shilla...jangan ngembat chitato gue... apalagi yang rasa itu..." ujar Rio gemas. Shilla pun hanya meringis.

"Laper mas bro... Trus gimana nyatuin antara Via dan Alvin?" tanya Shilla. Rio pun berpikir sejenak.

"Em...kalau ada sms dari Via buat ngerjain tugas, lu bilang aja kalau lu lagi enggak bisa atau apalah..." ujar Rio. Shilla pun hanya mengangguk.



Drttt...drrtt...drtt... hp Shilla bergetar tanda ada sms masuk.

Shil, gimana nih acaranya?



Shilla pun membalas, "Sorry, Say, kayaknya gue kagak bisa,,, maaf banget ya!"

Shilla pun hanya di rumah Rio. Akhirnya, Sivia dan Alvin mengerjakan tugas berdua.



/SKIP/

Esoknya, Shilla dan Rio merasa dirinya dihindari oleh Alvin dan Via.

"Shil, lu marah sama gue?" tanya Shilla cemas. Via menatap shilla, ia lalu memalingkan wajahnya. "haha...siapa suuh kemarin lu nggak ikut bekom..." batin Via.

"Vin, lu marah sama gue?" tanya Rio pada Alvin.

"BANGET..." ujar Alvin dingin. "haha...lu nggak tau sih, Yo..." batin ALvin.

Teng! Teng! Teng!

bel istirahat. Alvin dan Via meninggalkan Shilla dan Rio. Rio dan shilla pun merasa bersalah.

"Shil, ke taman yuk... gue mau curhat..." ujar Rio. Shilla pun mengangguk. Shilla pun mengekor Rio dari belakang.

Sampai di taman, Rio pun menceritakan semuanya, Shilla pun ikut juga bercerita.

"Mungkin cara yang kita lakuin kemarin itu salah, Shil..." ujar Rio merasa bersalah. Shilla pun mengangguk lemas.

"Iya kali ya, Yo..."

"Shilla,,, Rio,,," panggil Via. Shilla dan Rio pun langsung menoleh ke arah suara.

"VIAA!!" seru Shilla. Shilla langsung memeluk Sivia. Sivia yang sedang membawa es krim langsung meminta pertolongan pada Alvin.

"Vin, tolongin gue.." ujar Sivia. Alvin pun dengan sigap membawakan es krim yang berada di tangan Sivia. Shilla langsung melepas pelukannya.

"Lu dah maafin gue, Vi?" tanya Shilla ragu-ragu. Sivia mengangguk.Rio pun melihat Shilla dan Sivia dengan tersenyum tipis. Alvin menyadari.

"Yo, lu mau ini enggak?" tanya Alvin memamerkan sesuatu pada Rio. Mata Rio langsung berbinar-binar.

"CHITATO!" seru Rio. Rio pun langsung mengambil chitato itu dari tangan Alvin. Alvin mendengus kesal.

"Chitato aja yang lu embat,,, hati Shilla enggak bisa lu embat,,," cibir Alvin. Rio pun langsung menjitak Alvin.

"Sialan lu, Vin..." bisik Rio pada Alvin. Alvin malah cengenegsan.

"Sorry, mas.bro, gue kelepasan..."

"Nih, buat lu, Shill... gue sama Alvin dah jadian kemarin..." ujar Sivia menjelaskan. Rio dan Shilla pun hanya melongo. Rio langsung memandang Shilla. Shilla langsung salting.

"Shil, lu mau enggak jadi pembantu gue... eh, maksudnya jadi pacar gue?" ujar Rio ceplas-ceplos. Shilla mengangguk. Rio langsung memeluk Shilla.


SUMBER FBFC---> http://www.facebook.com/alviayoshill

2 komentar:

  1. cerpen yg menarik gan,,, ayo kunjungi balik blog saya www.ankurniawan.blogspot.com

    BalasHapus
  2. enggg lucu nih lucu.. tapi itu loh ending nya kok yoshil gak rify.. ehh gue yang salah yaa dari awal kan emang yoshil..



    numpang promo.. jangan lupa kunjungi juga blog gue yaa.
    obat pelangsing herbal.
    obat kista tradisional.
    thanks ya sebelumnya..

    BalasHapus